Geo Energi januari 2014 | Page 44

Profil antar negara. “Kita secara ekonomi bisa diembargo dunia,” dia mewantiwanti. “Yang harus kita lakukan secara benar, adalah apabila kontrak sudah berakhir jangan lagi diperpanjang, seperti Inalum misalnya, Freeport, Blok Mahakam, dan lain-lainnya. Jangan diberikan opsi perpanjangan lagi, segera ambilalih setelah kontrak berakhir” tegasnya. Menuju Indonesia Sejahtera “Jangan Bangga Kalau Ada Orang Indonesia Masuk Dalam Daftar Terkaya di Dunia, Tetapi Banggalah Kalau Tidak Ada Lagi Orang Miskin di Indonesia”. Itulah bunyi dari sebuah tulisan di pintu masuk Media Center Pemenangan Endriartono Sutarto. Harus diakui, bumi Indonesia yang di dalamnya terdapat kekayaan alam melimpah nyatanya belum selaras dengan kehidupan rakyatnya. Kesenjangan antara orang kaya dan miskin masih tinggi, Jumlah orang miskin masih besar. Akibat kemiskinan tersebut, masyarakat akhirnya cenderung menggunakan segala cara untuk mendapatkan kebutuhannya. “Orang menjadi tidak disiplin ketika kebutuhannya tidak terpenuhi. Contoh kecil, kenapa warga Singapura bisa disiplin, termasuk saat mengantri naik bus. Itu karena ada jaminan, dengan antri sekalipun mereka akan tiba di tempat tujuan tepat waktu, karena setiap 10 menit bis tersedia.” ujar Endriartono Sutarto. Bahwa meski kebutuhannya sudah dijamin, masih saja ada pejabat atau politisi yang gemar korupsi. Untuk kasus seperti ini, Endriartono setuju dengan sanksi seberat-beratnya dan pemiskinan bagi koruptor. Pemiskinan merupakan cara ampuh untuk menciptakan efek jera bagi siapapun yang berniat korupsi. Ditegaskan Pak Tarto, tanpa pemiskinan mustahil memberantas korupsi. “Kalau korupsi Rp 40 miliar maka harta yang disita harus senilai Rp 40 miliar. Tidak peduli apakah harta sitaan itu warisan keluarga dan tidak berkaitan dengan praktik korupsinya. Jika itu berlaku, orang akan berpikir seribu kali untuk korupsi. Sekarang ini kehormatan bagi seorang koruptor masih bisa didapat, karena keluar penjara dia masih punya banyak uang, Dia bisa membeli kembali kehormatannya. Mengenai hukuman mati bagi koruptor, Endriartono 44 berpendapat. “Hukum saja para koruptor itu seberat-beratnya dan miskinkan. Karena yang penting sanksi itu kan memberikan efek jera bagi orang agar tidak melakukan hal yang sama dengan belajar dari contoh sanksi yang diterima oleh para koruptor. Jadi jangan menembak nyamuk pakai meriam pakai saja semprotan nyamuk.” Membenahi sektor energi disertai penegakan hukum adalah dua agenda utama yang akan diwujudkan Pak Tarto bila kelak dirinya terpilih sebagai RI 1. Dia bertekad menjadikan Indonesia sebagai negara yang betul-betul berdaulat, memenuhi kebutuhan rakyat banyak, sekaligus menegakkan hukum termasuk melakukan pemberantasan korupsi lewat hukuman seberatberatnya, ditambah pemiskinan. “Saya butuh kewenangan untuk melakukan itu. Persoalan bangsa ini tidak akan selesai kalau hanya dibicarakan saja. Harus ada tindakan nyata.” tukas Endriartono Sutarto. Dinamika Konvensi Demokrat Endriartono Sutarto lahir di Purworejo, 29 April 1947. Semasa aktif di militer, Pak Tarto juga menyabet gelar sarjana dari Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) Jakarta. Di samping mengikuti berbagai macam pendidikan pengembangan umum militer di dalam negeri, ia juga mengikuti pendidikan di luar negeri. Endriartono pernah belajar di Royal College of Defense Studies di Ingg &