Garuda Indonesia Colours Magazine October 2017 | Page 110
108
Travel | Sumba
Hutan menyelimuti perbukitan, dedaunan
meliuk lembut dan deretan pohon kelapa
dengan ujung daun yang tipis membentuk
rumbai di sepanjang lekuk pantai. Sulit
rasanya menemukan pemandangan lain
yang seindah ini.
1 A royal tomb in Pasunga village is flanked
by the smaller tombs where servants were buried
alongside their master.
Matahari baru terbit di
pantai selatan Sumba dan
beberapa penunggang
kuda keluar dari hutan
menuju pantai...
Matahari baru terbit di pantai selatan Sumba
dan beberapa penunggang kuda keluar dari
hutan menuju pantai, yang dahulu adalah
medan perang. Koboi-koboi ini mengingatkan
pada masa ketika Sumba menjadi tanah para
prajurit berkuda dan pemburu yang ditakuti.
Saya menyaksikan para penunggang kuda ini
dari beranda kamar saya di Nihi Sumba Island.
Di Sumba hanya ada beberapa hotel untuk
wisatawan dan Nihi Sumba termasuk salah
satu resor paling eksklusif di dunia. Melihat
kemewahannya, mungkin tak ada yang
mengira bahwa tempat ini pernah menjadi
medan pertempuran para koboi Sumba.
Rupanya tanah di sekitar lokasi Nihi Sumba
dulunya adalah perbatasan antara wilayah
suku Rua dan tetangga mereka, Lamboya,
yang sama-sama tak kenal takut.
“Perdamaian adalah konsep yang relatif
baru di Sumba,” kata Dato Daku pada
saya pagi sebelumnya, saat kami mengobrol
di bawah atap jerami bangunan utama
yang menjulang tinggi.
Dato Daku sudah bekerja di resor ini
selama puluhan tahun, sejak pertama kali
penjelajah dan peselancar Claude dan
Petra Graves jatuh cinta pada teluk nan
indah ini. Awalnya, mereka membangun
Nihi Sumba sebagai tempat berkumpul
para peselancar. Daya tarik utamanya
adalah ombak yang dikenal dengan nama
Occy’s Left (diambil dari nama peselancar
legendaris Australia, Mark Occhilupo).
Kini, hampir tiga puluh tahun kemudian,
Nihi Sumba menjadi salah satu dari lima
eco-lodge (penginapan ramah lingkungan)
terbaik di dunia, yang membuka lapangan
pekerjaan bagi hampir 500 orang, dan
berpengaruh besar pada terciptanya
perdamaian di kawasan ini. Dengan
mempekerjakan warga suku Rua dan
Lamboya, resor ini membuka pintu
perdamaian, dan bahkan ada
beberapa yang sampai menikah.
2
Mark Eveleigh mengunjungi salah satu surga tersembunyi
di Indonesia ini dan menemukan pemandangan yang masih
asli serta masyarakat yang unik, dengan salah satu budaya
kesukuan paling menarik di dunia.
1