Garuda Indonesia Colours Magazine October 2015 | Page 88
86
Explore | Handcrafted
HANDCRAFTED
AUTHENTIC
Indonesia’s wealth of cultural handicrafts
is as diverse as its many cultures. Each month
we explore the archipelago’s offerings through
a different traditional craft.
Indonesia dengan keragaman budayanya
memiliki kerajinan tangan yang beraneka.
Setiap bulannya, kami akan menyuguhkan bagi
Anda kerajinan tangan khas dari setiap daerah.
© Ulana Switucha / Alamy Stock Photo; © imageBROKER / Alamy Stock Photo
WEAVING THROUGH SYMBOLISM
Known for its complex
weaving techniques, which
include warp string knotting
and colouring through a
resist dying process, ikat
weaving is a craft filled with
social, ethnographic and
religious symbolism.
Indonesian ikat textiles serve as a means
of passing on morals and messages to future
generations, expressing the individuality
and skill of each weaver. These precious
fabrics are traditionally used in important
ceremonies and funerals, and as a showcase
of one’s social status in the community.
On Sumba Island – a locale widely
considered one of the finest ikat textile
producers in Indonesia – female weavers
use homespun cotton ikat dyed with local
plants and minerals to create patterns
featuring geometric motifs of endemic
flora and fauna, symbolising the beliefs
of the Sumba people. Each village on
Sumba produces its own unique and
distinctive ikat designs and textile shades,
reflecting the diverse life and culture across
the island. Recognising the value of ikat
weaving to its cultural heritage, Indonesia
recently filed an application for East Sumba
ikat textiles to be added to UNESCO’s
Intangible Cultural Heritage of
Humanity List.
Dikenal dengan proses pembuatannya
yang rumit, menggunakan teknik ikat benang
dan proses pewarnaan sebagian, tenun ikat
merupakan hasil kriya yang sarat dengan
nilai sosial, etnografis, dan nilai-nilai religius.
Tenun ikat ini merupakan pesan moral bagi
generasi mendatang, yang juga merupakan
bukti keahlian dari para penenunnya.
Kain yang menyimpan nilai tradisional ini
biasa dikenakan dalam upacara adat, upacara
pemakaman, dan sekaligus merupakan bukti
status sosial seseorang di tengah masyarakat.
Di Pulau Sumba, wilayah yang sangat
dikenal sebagai salah satu penghasil kain
tenun ikat terbaik di Indonesia, para penenun
menggunakan bahan-bahan alami, yang
didapat dari tanaman dan mineral, guna
mewarnai dan menciptakan motif-motif
berupa tumbuhan dan satwa khas Sumba
dengan pola geometris, sekaligus merupakan
simbol kepercayaan penduduk pulau ini.
Tiap desa di Sumba memiliki pola ikat yang
unik dan khas serta karakter kain masingmasing, yang menunjukkan keberagaman
cara hidup dan budaya di pulau tersebut.
Karena tingginya nilai tenun ikat sebagai
warisan kebudayaan, baru-baru ini Indonesia
mengusulkan agar kain ikat Sumba Timur
dijadikan sebagai salah satu warisan budaya
kemanusiaan nirbenda UNESCO.