Garuda Indonesia Colours Magazine October 2014 | Page 177
History of Garuda Indonesia
175
Keberhasilan Garuda
Indonesia sebagai maskapai
internasional tidak lepas dari
armada yang dimiliki. Berawal
dari penerbangan perdananya
pada 1949, Garuda Indonesia
yang saat itu bernama
“Garuda Indonesian Airways”
mengoperasikan DC-3 Dakota
dan PBY Catalina. Armada
berikutnya adalah DH
Heron dan CV-340 pada 1950,
serta CV-440 pada 1956.
Perkembangan pesat armada Garuda
Indonesia ditandai oleh kedatangan
Lockheed Electra pada 1961. Tahun 1963,
Garuda Indonesia menjadi maskapai
pertama di Asia Tenggara yang
mengoperasikan pesawat jet subsonik
Convair 990A. Di era 1960-an ini, Garuda
Indonesia juga memiliki DC-8 pada 1965,
serta Fokker 27 dan DC-9 pada 1969.
Pada 1976, Garuda Indonesia
mengoperasikan pesawat berbadan lebar
pertamanya, DC-10. Kemudian, pada 1977,
Garuda Indonesia menjadi satu-satunya
maskapai yang hanya mengoperasikan
pesawat jet dengan armada DC-8, DC-9,
DC-10, dan Fokker 28.
Pada era 1980-an, Garuda Indonesia
merupakan operator Fokker 28 (mulai
beroperasi 1971) terbesar di dunia. Garuda
Indonesia juga mendatangkan pesawat
berbadan lebar, Boeing 747-200 pada 1980
dan Airbus A300-B4 pada 1982. Pesawat
Airbus A300-B4 dengan konsep FFCC
(Forward Facing Crew Cockpit) pertama
di dunia ini merupakan ide dari Bapak
Wiweko Soepono, Direktur Utama
Garuda Indonesia kala itu.
Mulai 1994, Garuda Indonesia
mengoperasikan pesawat berbadan lebar
terbesar di era 1990-an, Boeing 747-400.
Pada era ini, armada juga diperkuat oleh
Boeing 737-300/400/500 yang telah
dioperasikan sejak 1989, MD 11 pada
1991 dan Airbus A330-300 pada 1996.
Mulai 2009, Garuda Indonesia
memperkenalkan jajaran armada yang
telah dilengkapi perangkat in-flight
entertainment berupa Audio Video on Demand
(AVoD), yaitu Airbus A330-200 dan Boeing
737-800 NG. Khusus untuk seluruh armada
Airbus A330-300 telah dilengkapi AVoD
dan kursi yang dapat direbahkan seperti
tempat tidur pada 2010.
In 2013, Garuda Indonesia became the first airline
in Indonesia to operate the Boeing 777-300ER and
reintroduced its First Class service on board.
Guna mengakomodasi kebutuhan pasar
domestik dan regional jarak pendek,
Garuda Indonesia mulai mengoperasikan
Bombardier CRJ1000 NextGen pada 2012.
Pesawat ini dikenal andal, efisien, serta
memiliki kapasitas penumpang yang optimal.
Tahun 2013, Garuda Indonesia menjadi
maskapai Indonesia pertama yang
mengoperasikan Boeing 777-300ER.
Armada baru ini dilengkapi layanan First
Class dengan salah satu layanan khasnya,
Chef on Board, sehingga penumpang
dapat memesan makanan yang khusus
dipersiapkan oleh koki dalam pesawat.
Pesawat Boeing 777-300ER ini juga
dilengkapi in-flight connectivity.
Pesawat turboprop tersebut memiliki
nama “Explore” sebagai sub-brand Garuda
Indonesia. Secara bersamaan, Garuda
Indonesia juga memberikan nama “Explore
Jet” untuk pesawat Bombardier CRJ1000
NextGen yang telah dioperasikan sejak
bulan Oktober 2012 lalu.
DC-3 Dakota (1949)
Lockheed L-118 Electra (1961)
Convair 990 A (1963)
Fokker 28 (1971–2001)
DC 10 (1976–2004)
Airbus A300-B4 (1982–2000)
Boeing 737-300 (1989–present)
Selain itu, pada Nove mber 2013 pesawat
ATR 72-600 turut memperkuat armada
Garuda Indonesia dalam menjangkau
remote area di seluruh wilayah Nusantara.
Boeing 747-400 (1994–present)
Boeing 777-300ER (2013–present)
ATR 72-600 (2013–present)