Garuda Indonesia Colours Magazine October 2014 | Page 147
Travel | Rote
145
© Linda Puetter
A surfer’s silhouette
cruises the crest of an
orange wave at sunset.
sabana sehingga rasanya seperti dalam
musim panas yang tak pernah berakhir.
Ada sesuatu yang ditawarkan Rote yang
merupakan lawan dari rasa stres dan
khawatir: perasaan tenang dan damai. Hal itu
pulalah yang diadopsi penduduk Rote dalam
pola hidup mereka di alam tropis. Bahkan ada
musisi lokal yang menamakan dirinya
“No Stress”. Mereka berusaha menuangkan
keajaiban alam yang dimiliki pulau ini dalam
musik akustik yang mereka ciptakan.
Dari sejarahnya, penduduk Rote adalah
orang-orang yang sangat kreatif, mereka
menciptakan dongeng dan mitos, membuat
kain tenun dan menciptakan lagu-lagu
indah. Mereka adalah seniman alami, musisi
dan juga pendongeng. Bahkan salah satu alat
musik tradisional yang paling unik di
Indonesia, sasando, berasal dari daerah ini.
Saya cukup beruntung bisa berkenalan
dengan penduduk asli Rote sekaligus ahli
sasando di Desa Lalukoen, desa yang
dapat ditempuh selama setengah jam
berkendara ke timur dari Nemberala.
Hance Pah telah tinggal di pulau ini sejak
lahir dan mendedikasikan hidupnya untuk
melestarikan dan mempromosikan kesenian
sasando serta kerajinan tangan Rote, seperti
ti’i langga, topi yang terbuat dari daun
lontar, yang sekilas mirip sombrero. Topi
ini dikenakan oleh para pria Rote untuk
melindungi diri dari panas matahari, tetapi
kini topi ini lebih berfungsi sebagai hiasan
kepala dan sering dikenakan para musisi
saat sedang bermain sasando, yang juga
terbuat dari daun lontar.
Menurut legenda di Rote ini, konon ada
seorang anak laki-laki yang bermimpi saat
sedang beristirahat di bawah pohon lontar.
Dalam mimpinya dia memainkan sebuah
alat musik yang belum pernah dia lihat atau
dengar sebelumnya. Terpesona dengan suara
yang didengarnya dalam mimpi, anak itu
pun kemudian membuat sasando dengan
menggunakan daun pohon lontar.
Dari alat musik yang mirip harpa ini
dapat tercipta nada-nada merdu yang
melukiskan keindahan Rote.
Hance Pah mulai memainkan dawaidawai sasandonya, sebuah lagu rakyat
berjudul Flobamora (sebuah bahasa
campuran dari Flores Sumba, Timor,
dan Alor) pun terdengar. Lagu ini telah
diperdengarkan hingga beberapa generasi
untuk mengingatkan para perantau dari
pulau-pulau tersebut akan kampung
halaman mereka. Melihat dan mendengar
sendiri permainan sasando dari ahlinya
merupakan sebuah pengalaman luar biasa.
Dari setiap petikan nada dan bunyi yang
keluar dari instrumen daun lontar ini, saya
bisa membayangkan kemagisan Rote dan
rasa damai dari para penduduknya.
Benar-benar surga.
5 Senses – Sight
STARRY NIGHT
With practically no light pollution, be
treated to a full, stunning display of swirling
stars every night as you tuck into dinner and
review the day’s surf footage among friends.
Dengan udara yang bebas polusi, Anda
bisa menikmati keindahan cahaya bintang
setiap hari sambil bersantap malam dan
berbincang mengenai pengalaman
berselancar di siang hari.