Garuda Indonesia Colours Magazine May 2019 | Page 130

Business / Interview beach club pertama di Jakarta di wilayah Pantai Indah Kapuk, lalu Day Club pertama di Yogyakarta. ARTOTEL juga tengah mengembangkan bisnis event, khususnya yang berkaitan dengan pameran seni dan konser musik, begitu pula dengan bisnis merchandise yang memasarkan produk sehari-hari seperti tas dan baju yang tergolong ke dalam wearable art. Erastus Radjimin adalah sosok di balik suksesnya brand ARTOTEL. Kini ia tengah menyiapkan ARTOTEL lebih dari sekadar hotel, dan siap go- internasional. I/ Jika dulu aspek seni hanya menjadi dekorasi pada hotel-hotel mewah, kini ada ARTOTEL: sebuah brand hotel kekinian yang menempatkan seni sebagai konsep utamanya. Setiap tamu yang berkunjung dan bermalam di ARTOTEL akan merasa seperti berada di studio desain ketimbang di dalam hotel. Di setiap hotel ARTOTEL, seni adalah komponen utama yang menyeruak ke berbagai aspek hotel. Bukan hanya berupa lukisan kontemporer yang tersebar di dinding-dinding kamar, tapi juga diadaptasi dalam konsep promosi dan marketing. Sebagai sebuah produk perhotelan, ARTOTEL tampil tebal dan berbeda dibanding hotel-hotel mainstream. Keunikan produk itu bertemu dengan bangkitnya segmen wisatawan milenial yang suka mencari destinasi-destinasi unik dan anti-mainstream. ARTOTEL dikembangkan di tengah kemeriahan media sosial yang ramai dengan latar foto-foto artistik. Erastus Radjimin, CEO ARTOTEL Group, secara cermat mengadaptasi tren milenial tersebut ke dalam strategi pengembangan bisnisnya. Strategi itu secara efektif berhasil memopulerkan ARTOTEL ke tengah pusaran tren. Erastus mengatakan bahwa selain kerja keras dan kerja cerdas, faktor terbesar lain yang ikut menentukan suksesnya ARTOTEL adalah momentum, di mana digitalisasi wisata tengah berkembang dan millennial traveler menjadi emerging market. Selain momentum, tentu saja keberhasilan ARTOTEL sangat ditentukan oleh produk dan layanannya yang tampil berbeda dibanding hotel- hotel pada umumnya. Secara content 128 dan culture, ARTOTEL memiliki ciri khas yang sulit diduplikasikan. Entrepreneur muda yang memulai usahanya di usia 25 tahun ini paham betul apa yang diminati kalangan milenial di tengah tren digital. Ia memulai ARTOTEL pertama di Surabaya di tahun 2012 sebagai suatu perusahaan startup. Bersama kakaknya, Christine Radjimin, ia memimpin sebuah tim kecil yang multitalenta. Dari Surabaya, ARTOTEL kemudian merambah ke Jakarta, Bali, Yogyakarta, Bandung, Batu dan kemudian Semarang. Sejauh ini, telah ada 10 ARTOTEL, dan akan dibuka 15 ARTOTEL lainnya di tahun 2019, kemudian 25 ARTOTEL siap dilansir di tahun 2020, termasuk hotel-hotel baru yang berada di bawah manajemen ARTOTEL. Bisnis Kreatif Sekarang ARTOTEL sudah melampaui tahap startup, dan mulai memasuki babak baru sebagai perusahaan skala menengah dengan jumlah karyawan sekitar 1.000 orang. Bersama timnya, Erastus tengah menyiapkan langkah- langkah baru, termasuk membesarkan brand anyar seperti ARTOTEL Suites yang menyasar segmen premium, dan Bobotel –konsep budget hotel yang menyatu dengan mall, serta Curated Collection –hotel-hotel stylish yang secara artistik telah terkurasi oleh ARTOTEL dan berada di bawah manajemen ARTOTEL. Selain hotel, ARTOTEL juga mengembangkan bisnis Food & Beverage, di antaranya telah menghadirkan ARTOTEL Beach Club (ABC) –beach club pertama di wilayah Sanur, Bali, dan akan segera dibuka “Jadi, ini sebenarnya sudah lebih luas dari bisnis hotel. Saya ingin mengembangkan ARTOTEL bukan semata bisnis perhotelan seperti hotel-hotel pada umumnya, tapi lebih tepat disebut sebagai ‘bisnis kreatif’. Karena ARTOTEL bukan saja tentang hotel, tapi juga tentang experience dan lifestyle,” tutur Erastus di kantor pusat ARTOTEL di Jakarta yang lebih tampak seperti co-working space. Go-International Meski telah besar sebagai “creative brand”, ARTOTEL tidak melupakan komitmen utamanya, yaitu mengembangkan komunitas seniman Indonesia. Sejak awal, motif utama Erastus dan kakaknya adalah memperkenalkan seniman-seniman kontemporer ke jenjang internasional. Di setiap kota di mana ARTOTEL akan dibuka, mereka terlebih dulu menyeleksi seniman-seniman kontemporer yang karyanya akan mewarnai ARTOTEL di kota tersebut. Karena itu, berbeda dengan hotel-hotel lain, di ARTOTEL ada Divisi Art, yaitu divisi khusus yang bekerja mencari dan menyeleksi seniman-seniman berbakat di setiap kota di mana ARTOTEL akan didirikan. Sejumlah seniman muda berbakat dari berbagai kota di Indonesia telah ikut mewarnai ARTOTEL dengan karya-karya kontemporer mereka. Setiap ARTOTEL senantiasa melibatkan beberapa emerging artist pilihan Divisi Art. Untuk menyebut beberapa di antaranya, ada Darbotz dan Ryan Tandya yang ikut berkarya di ARTOTEL Thamrin-Jakarta, Heri Pemad dan Ronald Apriyan untuk ARTOTEL Yogyakarta, lalu Ines Katamso dan Natisa Jones untuk ARTOTEL Sanur, Bali. Seni selalu menjadi pusat perhatian di ARTOTEL. Dengan konsep seperti itu, Erastus mulai menyiapkan perusahaannya agar bisa melakukan ekspansi bisnis. Setelah sukses berkarya di kota-kota di Indonesia, kini Erastus siap “mengekspor” ARTOTEL ke luar negeri. Dalam waktu dekat, ARTOTEL siap go-internasional. ARTOTEL akan menjadi global brand dari Indonesia yang siap bersaing di kancah dunia.