Garuda Indonesia Colours Magazine May 2018 | Page 105

Travel | Banyuwangi
103
© Yunaidi Joepoet
1
2
1 Freshly picked coffee beans in Kalibendo , Banyuwangi . This coffee plantation is located on the slopes of Ijen mountain .
2 The coffee beans after being roasted at Genjah Arum , Banyuwangi .
3 Hundreds-of-years-old trees are an attraction in De Djawatan forest .
3
Hari pertama , saya bersafari di Taman Nasional Baluran . Dijuluki “ Little Africa in Java ”, kawasan ini memiliki sekitar 511 spesies tumbuhan , 28 spesies mamalia dan 234 spesies burung .
Julukan Banyuwangi adalah “ The Sunrise of Java ”, karena setiap pagi , daerah ini adalah kawasan pertama di Pulau Jawa yang disinari matahari terbit . Saya sengaja bangun pagi buta untuk menyaksikan matahari pertama di Pantai Syariah . Tempat ini dulunya bernama Pulau Santen , namun sejak tahun lalu pemerintah daerah mengganti namanya dalam rangka menciptakan wisata halal , dengan menyediakan tempat terpisah bagi laki-laki dan perempuan , melarang penjualan alkohol dan menyediakan fasilitas salat .
Bagi Anda yang suka bertualang , pemandangan api biru di Kawah Ijen dan danaunya yang biru kehijauan seluas satu kilometer tentunya tak boleh dilewatkan .
Anda bisa mengikuti pendakian malam untuk melihat keajaiban Ijen , yang menyemburkan api biru dari gas sulfur hingga setinggi 5 meter dan merupakan kawasan api biru terbesar di dunia . Pendakian hingga ke pinggir kawah biasanya memakan waktu dua jam , dan dilanjutkan dengan 45 menit untuk turun ke kawasan api biru . Danau vulkaniknya yang berwarna pirus adalah danau kawah asam terbesar di dunia .
Tempat lain yang tak kalah fotogenik di Banyuwangi adalah Pelabuhan Muncar . Pelabuhan ikan terbesar kedua di Indonesia setelah Bagansiapiapi ini terlihat unik dengan kapal-kapal tradisionalnya yang berwarna-warni dengan segala ukuran . Pada kapal yang besar , di puncaknya terdapat kursi kapten yang diukir bak singgasana raja . Pada belakang kursinya terdapat lukisan wajah seseorang , biasanya wajah kiai , presiden atau anak pemilik kapal .
Selain itu , ada Bangsring Underwater ( disingkat menjadi “ Bunder ”) yang menjadi pilihan lain untuk selfie sambil menikmati keindahan alam bawah laut Banyuwangi . Pantai ini sempat rusak karena praktik penangkapan ikan dengan bom dan potasium . Untungnya , pada tahun 2008 , Ikhwan Arief , Ketua Kelompok Nelayan Desa Bangsring memprakarsai konservasi alam dan edukasi kepada nelayan sehingga terumbu karang dapat tumbuh kembali dan populasi ikan mulai banyak lagi . Dan sejak 2014 , Bunder dikembangkan untuk wisata bahari . “ Upaya konservasi kami memenangkan penghargaan Kalpataru pada 2017 kategori Penyelamat Lingkungan ,” kata Pak Ikhwan .
Setelah itu saya naik kapal ke Rumah Apung yang berjarak 2 menit , dan menyaksikan dengan takjub gerombolan ikan angelfish