Garuda Indonesia Colours Magazine March 2019 | Page 97
Travel | Lampung
95
Farmers' morning activities in
Lampung. The easy access making
Lampung a new favourite of a
weekend destination for tourists to
see nature, culture and diverse
community activities.
Gajah-gajah dengan sikap amat tenang keluar dari rimbunan
hutan seperti pertapa usai bersemadi. Betapa tentramnya
menatap kawanan gajah lalu lalang di padang...
langsung dengan hewan menakjubkan itu.
Gajah-gajah dengan sikap amat tenang keluar dari
rimbunan hutan seperti pertapa usai bersemadi.
Betapa tenteramnya menatap kawanan gajah lalu
lalang di padang seirama matahari jingga yang
mewarnai senja.
Esok paginya, saya diajak ke Camp ERU
Margahayu. ERU (Elephant Respon Unit), adalah
program yang dijalankan balai taman nasional
untuk menangani konflik antara manusia dengan
gajah-gajah liar. Di sini gajah yang bermasalah
dijaga dan dirawat para mahout. Pengunjung
diperkenankan ikut memandikan gajah,
terutama bayi-bayi gajah yang imut.
Kembali ke kota, Salsabila dan teman-temannya
sudah siap membawa saya ke pantai-pantai
terdekat. “Kita ke selatan kota. Ada jejeran pantai
yang laik ditilik,” ujarnya bersemangat. Mula-mula
kami ke Pantai Wutun dengan air lautnya yang
tenang. Dari pantai ini, terlihat Pulau Tangkil
dengan pasir putih cemerlangnya.
Setelah itu, kami lanjut menyusuri kawasan
pesisir dan terpikat eloknya lekukan Pantai Sari
Ringgung. Pantai ini juga berhadapan dengan
sebuah pulau, namanya Pulau Tegal Mas.
Berkontur fotogenik, ditambah dengan sebuah
resort terapung, pantai ini adalah tempat yang
sempurna untuk snorkelling santai.
Salsabila mengatakan, bila perjalanan diteruskan
ke selatan, kami akan menemukan pulau-pulau
kecil yang lebih menarik lagi, yaitu Pulau
Pahawang Besar dan Pulau Pahawang Kecil.
“Koral di sana lebih subur. Saat laut surut, kita bisa
menyeberang ke pulau-pulau itu berjalan kaki
melewati pasir timbul,” terang gadis itu.
Kafe Vintage dan Instagrammable di Bandar Lampung
Jalan-jalan ke Bandar Lampung belum lengkap jika
5 Senses – Taste
PANDAP
With its soft texture that
melts quickly in the mouth,
pandap is steamed fish mixed
with young taro leaves, grated
coconut and spices. It is served in
a small box the size of a biscuit.
Said to have originated from
Krui in West Lampung, it has
been enjoyed in Bandar
Lampung since the 1800s.
Bertekstur lembut dan cepat
lumer di mulut, pandap adalah
kukusan ikan dicampur daun
talas muda, kelapa parut dan
rempah-rempah. Disajikan
dalam bentuk kotak seukuran
biskuit. Makanan ini disebut-
sebut berasal dari Krui di
Lampung Barat dan digemari
sejak tahun 1800-an.