Garuda Indonesia Colours Magazine March 2019 | Page 68
66
Explore | Flavours
1 Bubur manado tastes better with sambal roa.
Bubur ketan hitam dapat dinikmati sebagai kudapan manis
di pagi hari, saat santai sore hari, atau kapan saja, dan bisa
dinikmati bersama es batu ataupun dalam keadaan hangat.
Bubur ketan hitam, yang juga disebut bubur
ketan item atau bubuh injin di Bali, juga
mengandung pesan khusus. Seperti sifat
ketan yang lekat dan sulit dipisahkan,
hidangan ringan ini seperti pengingat (dan
juga bentuk doa dan harapan) untuk terus
menjaga silaturahmi sebagai jalinan yang tak
mudah lepas. Ketan juga biasa disajikan pada
acara peningsetan (lamaran pada tradisi Jawa),
untuk mengingatkan agar pasangan calon
pengantin selalu rukun dan tidak mudah
berpisah, seperti halnya ketan.
Bubur ketan hitam dapat dinikmati sebagai
kudapan manis di pagi hari, saat santai sore
hari, atau kapan saja, dan bisa dinikmati
bersama es batu ataupun dalam keadaan
hangat. Bubur ketan hitam mudah
ditemukan, mulai dari gerobak dorong, tenda
kaki lima hingga warung makan. Bubur ketan
hitam ini biasa disajikan bersama bubur
kacang hijau atau bubur kacang ijo, disiram
santan dan ditambahkan roti tawar putih.
Semangkuk bubur berisi ketan hitam dan
bubur kacang hijau sudah lebih dari cukup
untuk memberikan rasa kenyang. Bubur
kacang hijau juga bisa dinikmati tanpa ketan
hitam, baik dengan tambahan es batu
ataupun dalam keadaan hangat.
Sehat dan Mengenyangkan
Bila gula merah dan santan adalah bahan
kunci untuk bubur sebagai hidangan ringan
dan manis, maka bubur sebagai menu utama
menghadirkan sayuran, ikan dan ayam.
Manado, Sulawesi Utara, memiliki bubur
favorit yang ramah bagi vegetarian. Terbuat
dari beras, labu kuning, jagung manis, ubi
atau singkong, kangkung atau bayam dan
kemangi, bubur tinutuan atau dikenal juga
dengan bubur manado merupakan santapan
sehat yang lezat. Agar lebih sedap, bubur ini
bisa dinikmati bersama sambal roa.
Sama halnya dengan bubur manado,
bubur pedas yang berasal dari
Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat,
juga menggunakan banyak sayuran. Dapat
ditemukan pula di Singkawang, Pontianak
dan di daerah dengan pengaruh Melayu
yang kental seperti Sumatera, bubur pedas
yang berkuah dengan segarnya sayuran ini
berisi beras sangrai yang dihaluskan,
kangkung, pakis, kacang panjang, taoge,
ubi, kemangi, daun kesum dan jagung
manis. Ikan teri dan kacang goreng bisa
ditambahkan untuk menambah sedapnya
rasa. Walau memiliki nama “pedas”,
bubur ini tidaklah terasa membakar
lidah, kata pedas di sini merujuk pada
banyaknya sayuran yang digunakan.
Masih menyoal sayuran sebagai bahan
untuk bubur, Kabupaten Buleleng, Bali,
memiliki hidangan khusus bernama
bubur mengguh yang wajib dicoba saat
berkunjung ke Pulau Dewata. Bubur
mengguh yang biasa disajikan dalam upacara
adat ataupun keagamaan ini terbuat dari
beras yang dicampur santan, dengan bumbu
pendukung, suwiran ayam, seledri dan
kacang goreng, lalu disajikan bersama
urap di atasnya. Sedap sekaligus bergizi.
Maluku dan Papua juga terkenal dengan
menu bubur yang dinikmati sebagai
santapan utama. Bernama papeda, bubur
sagu yang hambar ini tidaklah dimakan
sendirian, melainkan dilahap bersama
lezatnya ikan kuah kuning. Ikan yang
digunakan tergantung selera, mulai dari
kakap merah, ikan kuwe, tongkol atau
kembung. Lembut dan lekatnya suapan
papeda akan meluncur langsung ke
tenggorokan sementara sedikit rasa asam
dan khas rasa ikan dari kuah kuning seakan
tertinggal di lidah. Rasa asam tersebut
berasal dari belimbing wuluh, walaupun
1
2 Bubur ketan hitam, perfect for enjoying at any
time of the day.
untuk sebagian orang, mereka lebih
menyukai perasan jeruk purut atau
asam jawa.
Baik untuk menyegarkan tenggorokan
di teriknya siang ataupun mengisi perut
yang kosong, bubur bukan hanya sekadar
menu santapan; ada kaitan erat antara bubur
dengan tradisi yang membawanya serta
filosofi yang terkandung di dalamnya.
Faktanya Indonesia masih memiliki beragam
jenis bubur dari berbagai daerah selain dari
yang dibahas di sini. Untuk Kota Solo saja,
setidaknya ada 17 macam bubur manis yang
dapat dinikmati gratis selama Festival Jenang
di kota itu. Anda bisa menikmati bubur
kapan saja dan di mana saja. Mari makan!
2