Garuda Indonesia Colours Magazine March 2019 | Page 114

112 Travel | Istanbul Interior of the Topkapi Palace that formerly served as the main residence of Ottoman sultans. 5 Senses – Scent SPICES A tourist is smelling herbal tea at the Grand Bazaar. Istanbul kaya akan arsitektur dan monumen Islam termasyhur di dunia, yang menjadi saksi ratusan tahun sejarah kota ini sebagai ibu kota Kesultanan Utsmaniyah. Tak banyak kota di dunia yang bisa menandingi kekayaan arsitektur dan budaya Islam di Istanbul, kota Utsmaniyah yang menakjubkan di Selat Bosporus. Brian Johnston mengajak kita menjelajahi jejak kejayaan Islam di kota ini, mulai dari masjid, pasar, hingga istana dan museum yang tak ada duanya. Di Istanbul, Anda mungkin akan menjumpai lumpur dan jalan berlubang, tetapi begitu mendongak, mata Anda bakal disuguhi pemandangan masjid yang luar biasa indah, dengan menara-menara yang menghadap lautan apartemen beton. Suara azan bergema mengalahkan kebisingan para pedagang kaki lima yang menjual buah zaitun atau kartu pos. Perempuan-perempuan tua berpakaian serba hitam berpapasan dengan wanita karier berbusana modis dan menggenggam ponsel. Kumandang azan menjadi pengingat bahwa Istanbul yang sibuk dan modern adalah kota yang kaya akan sejarah dan budaya Islam, dengan sejumlah karya arsitektur Islam paling mengagumkan di dunia. Telusuri jejak Islam di kota ini dan Anda akan menemukan banyak keindahan. Masjid-masjid yang menakjubkan, pasar-pasar megah, istana harem yang tertutup dan banyak lainnya membuktikan kekayaan budaya dan seni Istanbul ketika kota ini menjadi pusat Kesultanan Utsmaniyah yang agung. Awali eksplorasi Anda dari distrik Fatih, salah satu kawasan paling konservatif dan kental dengan nilai-nilai Islam. Pada zaman Utsmaniyah, distrik ini paling menonjol, dan di jalan-jalan kecilnya terdapat banyak bangunan bersejarah. Masjid Fatih, salah satunya, dibangun oleh Sultan Mehmet II di atas reruntuhan bekas gereja. Sultan Mehmet II berhasil menaklukkan Konstantinopel pada 1453 dan menjadikannya ibu kota kesultanannya, sehingga ia mendapat julukan Fatih, atau Sang Penakluk. Makam Sultan Mehmet terletak di belakang masjid, namun peninggalannya yang lebih dikenal adalah Masjid Sultan Ayub, yang dibangun di dekat makam lain yang lebih penting, yakni makam Halid bin Zaid Abu Ayyub, sahabat Nabi Muhammad (SAW). Meski direstorasi setelah gempa bumi tahun 1800, masjid tersebut tetap menjadi situs religi paling penting di kota ini, dan termasuk paling signifikan dalam dunia Islam. Makam di dalamnya selalu ramai oleh peziarah, dan For centuries, trade caravans that carried spices from Asia to Europe passed through Istanbul. The smell of spices from street stalls and markets is a constant reminder of this history, nowhere more so than in the Egyptian Bazaar, built in the 1660s as part of the New Mosque complex, and another fine example of Ottoman architecture. Inspect piles of turmeric, cinnamon, anise and olives and inhale the perfume of rose water and tea. www.misircarsisi.org.tr Selama ratusan tahun, para kafilah membawa rempah-rempah dari Asia ke Eropa melalui Istanbul. Aroma rempah dari kios-kios dan pasar mengingatkan akan sejarah tersebut, terutama di Bazar Mesir, yang dibangun tahun 1660-an sebagai bagian dari kompleks Masjid Baru dan merupakan contoh lain kehebatan arsitektur Utsmaniyah. Berjalanlah di antara timbunan kunyit, kayu manis, adas manis dan zaitun serta nikmati harum air mawar dan teh. Awali eksplorasi Anda dari distrik Fatih, salah satu kawasan paling konservatif dan kental dengan nilai-nilai Islam.