Garuda Indonesia Colours Magazine March 2019 | Page 109
Travel | Sebangau
harinya, perahu bergerak menuju Sungai
Katingan yang luas. Perjalanan dalam kecepatan
lambat ini kami nikmati dengan bersantai
memandangi aneka tumbuhan pakis di tepi
sungai dan mengagumi indahnya burung
enggang yang terbang melintasi langit.
Esok paginya, perahu berlabuh di dekat
Baun Bango, desa suku Dayak di tepi taman
nasional. Begitu mendarat, kami segera mencari
tuan rumah desa, yakni Pak Alwi. Hanya ada
satu jalan utama di desa ini, dan rumah
Pak Alwi sudah berdiri lebih dari 140 tahun,
jadi tidak sulit menemukannya. Pak Alwi
duduk di berandanya menunggu kami. Rumah
kayunya yang indah menampilkan balok-balok
kayu ulin dan lantai kayu asli, yang sepertinya
bisa bertahan 100 tahun lagi. Pak Alwi, yang
lahir dan tinggal di rumah tersebut
sepanjang hidupnya, mengajak
kami masuk.
Koran River Trip
If you are limited for time,
consider a day trip exploring the
Koran River. From Palangkaraya
Airport it is only 10 minutes to
Kereng Bangkirai port, where you
can visit the offices of Sebangau
National Park. You then spend
45 minutes on a motorised boat
to get to the forest. You can explore
by going on guided treks, canoeing
and swimming in the pristine
waters. There is an eco-jungle
camp where you can stay in
cabins overnight. Cabins sleep
a maximum of six people.
Local Dayak Tour Guide:
Mrs Yun Pratiwi
www.centralborneoguide.com
/package/sebangaunp-tour
For more information on Sebangau
National Park, go to
www.tnsebangau.com
Bila waktu Anda terbatas, pilih
perjalanan sehari menjelajahi Sungai
Koran. Dari Bandara Palangkaraya
hanya 10 menit menuju pelabuhan
Kereng Bangkirai, di mana Anda bisa
mengunjungi kantor Taman Nasional
Sebangau. Setelah itu, perjalanan
dengan perahu motor selama 45
menit akan membawa Anda sampai
ke hutan. Anda bisa menjelajah
dengan didampingi pemandu,
berkano, atau berenang di perairan
yang bersih. Ada perkemahan
eco-jungle di mana Anda bisa
bermalam di kabin berkapasitas
maksimum enam orang.
Deretan kecapi bersandar di salah satu
dinding rumahnya. Pak Alwi mengambilnya
sambil tersenyum semringah. “Kecapi ini saya
buat sendiri,” katanya penuh semangat, dan ia
pun mulai memainkan sebuah lagu Dayak untuk
kami. Saat musik tradisional yang mendayu-
dayu ini mengalun, pemuda Dayak pemandu
kami ikut bernyanyi dalam bahasa aslinya.
Sungguh sebuah momen yang indah.
Dua suara, orang tua dan pemuda Dayak,
ini menyatu dalam harmoni, menyihir
kami dengan keindahannya.
107
Malamnya, kami disuguhi hidangan
yang luar biasa dari tumbuhan hutan,
sayuran, sup rebung, ikan sungai lokal
tahoman, serta nasi putih dan tahu. Pak Alwi
lalu mengundang kami untuk bermalam
di desa, dan saya pun mengiyakan, walaupun
sebenarnya kami bisa tidur di atas perahu.
Setelah mendengar beberapa cerita rakyat
dari tuan rumah, saya pun tertidur lelap,
memimpikan petualangan yang akan
kami lakoni esok hari.
JAKARTA TO PALANGKARAYA
Flight Time 1 hour, 20 mins
Frequency 14 flights per week
Palangkaraya •