Garuda Indonesia Colours Magazine March 2018 | Page 66
Explore | Handcrafted
Indonesia’s wealth of cultural
handicrafts is as diverse as its
many cultures. Each month
we explore the archipelago’s
offerings through a different
traditional craft.
Indonesia memiliki kerajinan
tangan yang beraneka ragam.
Setiap bulannya, kami akan
menyuguhkan pada Anda
kerajinan tangan khas dari
setiap daerah.
Cotton is woven on a
basic backstrap loom,
fastened into place by
Y-shaped sticks.
Tenun tekstil adalah sebuah tradisi
yang sudah mengakar di Timor Barat.
Keberagaman teknik dan bahan tenun
saat ini sama ekstensifnya.
Benang kapas ditenun pada mesin tenun
dasar dengan tali belakang, diikatkan pada
tempatnya oleh batang berbentuk Y.
Penenun menekankan kaki mereka ke papan
belakang untuk menciptakan ketegangan
dengan lengan mereka. Ada empat teknik
menenun yang menyebar di Timor Barat,
yang perbedaannya terletak pada benang dan
pewarnaannya. Beberapa di antaranya,
seperti Buna yang merupakan teknik tenun
silang, membutuhkan waktu sampai satu
tahun untuk menyelesaikannya.
WEST TIMORESE TEXTILE WEAVING
Textile weaving is a deep-
rooted tradition in West Timor,
where they use a variety of
techniques to produce an
extensive range of fabrics.
Cotton is woven on a basic backstrap loom,
fastened into place by Y-shaped sticks. The
weaver presses their feet against a backboard in
order to create tension with their arms. Four
main weaving techniques are in use across
West Timor, with differing cotton and dyeing
types. Some, such as the Buna cross-weaving
technique, can take up to a year to complete.
Styles vary greatly but are consistent in their
mesmeric horizontal designs and strong
central colours of red, black and earthy
brown. Threads are most commonly
handspun, and natural plant dyes are used,
such as the ‘true indigo’ of Indigofera tinctoria
and the deep black of iron-rich mud.
There has been a resurgence in traditional
techniques over recent years, following a
period in which the necessary skills were
seldom passed down to younger generations
prior to them moving on from villages.
Nowadays, handwoven textiles remain the
default garment for formal and ceremonial
events in West Timor. They are also a
mainstay of local markets like Pasar Inpres in
Kupang, ranging from sarongs and over-
garments to blankets and bags.
As well as maintaining a cultural tradition,
Timorese weaving provides economic
sustainability and, most noticeably, a source
of pride for local communities.
Coraknya sangat bervariasi, namun
konsisten pada desain horizontal
mesmeric dan warna kuat yang berpusat
pada merah, hitam dan cokelat tanah.
Kebanyakan benangnya dipintal dan
diwarnai dengan pewarna alami, seperti
warna indigo sejati yang didapatkan dari
tanaman Indigofera tinctora dan warna
hitam pekat yang berasal dari lumpur
yang kaya zat besi.
Beberapa tahun terakhir ini telah terjadi
perkembangan dalam teknik menenun
tradisional, mengikuti periode di mana
keterampilan yang dibutuhkan jarang
diteruskan ke generasi yang lebih muda
sebelum mereka pindah keluar desa. Saat
ini tekstil hasil tenunan tangan menjadi
pakaian standar untuk dikenakan pada
kegiatan formal atau upacara di Timor
Barat. Mereka juga menjadi andalan untuk
pasar lokal seperti Pasar Inpres di Kupang,
mulai dari sarung dan luaran hingga
selimut dan tas. Dengan menjaga tradisi
budaya, tenun Timor juga memberikan
kesinambungan ekonomi, dan yang paling
terlihat adalah menjadi sebuah kebanggaan
masyarakat lokal.
64