Garuda Indonesia Colours Magazine July 2014 | Page 144

142 Travel | Muscat © Buena Vista Images / Getty Images Traditional Omani khanjars have been worn by men for centuries to show their heritage and history. Muscat locals relax beside the bright blue waters of Muttrah Harbour shaded by the intricately decorated gazebo. The modern Sultan Qaboos Grand Mosque. Banyak sultan yang telah melalui padang pasir Oman sejak pemerintahan Ahmad bin Said al-Busaidi di tahun 1744. Seiring perjalanan waktu, daratan Khanjar kini menjadi destinasi impian. Begitu kapal Sultan Qaboos memasuki pelabuhan, layar kapal kerajaannya yang berwarna putih digulung, suara dari bagpipe pun berkumandang menyapa udara malam, sementara cahaya kembang api terpantul pada kilau permukaan air laut di malam hari. Bangunan bertingkat rendah bercat putih gading dengan garis-garis lurus dan lengkung sederhana tampak terang seiring cahaya lampu-lampu yang mulai menerangi suasana sekitarnya. Kota ini memiliki banyak daya tarik bagi mereka yang memiliki waktu untuk menjelajahinya. Untuk menikmati kemewahan yang dirasakan oleh Sultan, tak ada tempat yang lebih baik selain Chedi Muscat, hotel termewah dan termahal di Oman. Dengan pantai pribadi, hotel ini memiliki 158 kamar bergaya Oman-Jepang-Eropa yang menyambut tamu-tamu dengan fitur air bercahaya dan pintu masuk megah menuju ruang lobi. Kamar-kamar terbaik di Chedi ini adalah Club Suite yang dilengkapi dengan balkon privat dan kolam rendam, pemandangan spektakuler dari Teluk Oman, Gunung Hajar, serta kolam-kolam air dan taman-taman palem yang tertata rapi. Ke arah utara menuju kota tua yang dikelilingi tembok di mana Muttrah Souq dan Masjid Agung yang legendaris terdapat di dalamnya, gerbang lengkung ganda Citra Muscat, mungkin juga citra Oman yang klasik, adalah Muttrah Souq. Labirin sempit yang magis ini dipenuhi oleh lapak-lapak yang menjajakan minyak esensial Oudh yang unik, khanjar emas murni dan tekoteko kopi emas, dan tentunya kristal-kristal Frankincense. Imam dan Sultan selama berabad-abad telah menyusuri jalan-jalan kecil ini, mencari harta karun bersama ‘orang-orang kebanyakan’. Pria-pria Oman berpakaian dishdasha putih tanpa kerah dengan pinggiran sutra keemasan dan sorban masar, berteriak membujuk para pengunjung untuk mencoba barang dagangan mereka. Di tengah-tengah pasar, ada Pasar Emas, yang dipenuhi dengan segala macam kalung, gelang, jimat, hingga © Prisma Bildagentur AG / Alamy Ibu Kota Oman memulai perkembangannya di bawah kekuasaan Sultan Oman yang sekarang, Sultan Qaboos bin Said Al Said. Sejak kenaikan tahta di tahun 1970, suratsurat kabar mulai bermunculan, jalan-jalan raya dibangun, dan pariwisata di Muscat serta daerah sekitarnya berkembang pesat. Berdiri tegak di pintu masuk Pelabuhan Muttrah, dengan pemandangan indah Muttrah Souq dan Istana Al Alam yang bersejarah, Benteng Al-Jalali hasil peninggalan abad ke-16 adalah titik yang pas untuk mengawali tur mewah ke penjuru Muscat. Jembatan dan jalan setapak dari batu di sepanjang Muttrah Corniche menawarkan pemandangan laut yang indah. Jalan-jalan setapak eksklusif yang melewati sisi taman dalam Istana Qasr Al Alam yang menghadap pintu masuk berubin putih, biru, dan emas, lengkap dengan gerbang bercat hitam tinggi berhiaskan khanjar (belati) Oman. Walaupun sempat dibangun kembali di tahun 1972, istana seremonial sri baginda ini tidak tampak sama seperti istana kerajaan lainnya di daerah itu; yang satu ini biasa saja yang walaupun dari depan tampak seperti tempat tinggal yang mewah di Oman. Ada legenda setempat yang mengatakan bahwa istana itu dilengkapi dengan jalur boling bawah tanah, dan ketika Sultan membuat strike, langit pun langsung bergemuruh. © Oman Tourism A trader stands by his golden wares in his stall at the centre of Muttrah Souq. menyambut para pengunjung ke dalam Muscat yang sebenarnya. Gerbang yang kini digunakan sebagai museum sejarah Oman ini dulunya berfungsi sebagai pelindung dari serangan perampok yang datang dari perahu-perahu yang berlabuh di cornich RF