Garuda Indonesia Colours Magazine January 2018 | Page 76

74 Explore | Flavours
“ Belum makan jika belum makan nasi ”. Begitulah ujaran yang melekat dengan kebiasaan makan masyarakat Indonesia . Meski sebenarnya Indonesia punya potensi variasi bahan makanan pokok , seperti sagu , jagung dan umbi-umbian , beras tetap menempati posisi paling dominan .
1
© Helen Yuanita
Sudah sejak zaman nenek moyang , bangsa Indonesia menjadikan nasi sebagai makanan pokok yang dikonsumsi setiap hari . Lantas , sejak kapan padi yang menghasilkan beras sebagai bahan untuk membuat nasi ini mulai dibudidayakan pertama kali di Indonesia ? Sebagian ahli arkeologi berkeyakinan , padi yang dikenal sekarang pertama kali ditanam dan dibudidayakan di Tiongkok pada masa sekitar 5.000 SM . Sebagian ahli lainnya meyakini , padi berasal dari kawasan Himalaya . Ada pula ahli yang menyepakati bahwa varietas padi yang ada sekarang ini adalah turunan dari padi liar golongan Oryza sativa .
Selain faktor alam dan iklim , migrasi manusia dari Tiongkok dan India juga memungkinkan biji-biji padi dibawa ke Nusantara lalu ditanam dan akhirnya tumbuh dengan berbagai jenisnya .
Bila berbicara tentang beras , maka yang terlintas pertama kali di benak adalah warnanya yang putih . Pada kenyataannya , warna beras bisa tergantung dari jenisnya . Menurut piagam Pintang Mas ( 878 SM ) di Jawa Tengah , ada empat warna beras , wras caturwarna , yang merujuk pada varietas beras yang kita kenal saat ini , yaitu putih , cokelat , hitam dan beras ketan ( hitam dan putih ).
Dengan beragamnya varietas beras , maka tak heran bila cara mengolahnya pun bervariasi . Di antaranya ada teknik liwet , yaitu beras dimasak dengan panci khusus di atas kompor kayu bakar ; teknik kukus , yaitu beras dimasak dengan menggunakan dandang ( alat pengukus ); teknik goreng , yaitu menggoreng nasi sisa dengan aneka bumbu ; teknik lemper , yaitu memasak beras ketan dengan campuran kacang dan santan yang dibungkus daun janur ; dan teknik lemang , yaitu memasak beras ketan dalam seruas bambu yang digulung dengan menggunakan daun pisang .
Banyaknya ragam olahan nasi telah disebutkan di dalam Serat Centhini , sebuah pusaka pustaka Keraton Surakarta di Jawa Tengah yang ditulis sejak 1814 hingga 1823 . Di antara menu nasi tersebut adalah nasi uduk ( nasi yang dimasak bersama santan ),
Banyaknya ragam olahan nasi telah disebutkan di dalam Serat Centhini , sebuah pusaka pustaka Keraton Surakarta di Jawa Tengah ...
nasi rames ( nasi dengan beragam lauk-pauk ), nasi kuning dan nasi goreng .
Nasi : Warisan Leluhur Hidangan nasi yang banyak dikenal luas adalah nasi uduk . Untuk hidangan khas Betawi ini , nasi ditanak bersama santan , salam , daun jeruk , lengkuas dan jahe sehingga berbau harum dan terasa gurih . Nasi uduk biasa dihidangkan bersama lauk berupa ayam , tahu , tempe dan telur goreng ataupun sayuran , seperti gado-gado dan sayur asam . Sambal , bawang goreng dan emping juga biasa ditambahkan pada sajian nasi uduk untuk melengkapi kelezatan rasanya .
Walau sering kali diidentikkan dengan masakan khas Betawi , nasi uduk ini ternyata juga bisa dijumpai di daerah lain . Di Jawa Tengah , misalnya , nasi uduk ini disebut sego wuduk , dan dalam Serat Centhini disebutkan sebagai salah satu masakan yang biasa ditemukan dalam masakan khas Jawa . Di Sumatera dan Malaysia , nasi uduk ini disebut dengan nama nasi lemak . CNN bahkan mengulas tentang nasi lemak ini sebagai salah satu hidangan paling lezat di Malaysia . Meski memiliki penamaan berbeda , tapi pada dasarnya , nasi uduk adalah kuliner nasi yang dalam sejarahnya merupakan common cuisine antara kuliner Jawa dan Melayu .
Ada juga kerabat nasi uduk yang berasal dari Solo , dikenal dengan nama nasi liwet . Ini adalah kuliner nasi bersejarah yang tergolong jenis nasi gurih . Di dalam Serat Centhini disinggung bahwa pada mulanya nasi liwet adalah sajian ritual ketika Pulau Jawa diguncang gempa bumi . Dalam perkembangannya , nasi liwet berkembang menjadi makanan untuk sarapan pagi masyarakat Solo . Nasi liwet diolah dari bahan santan , daun salam dan garam dengan menu pelengkap yang biasanya terdiri atas telur pindang , ayam areh ( ayam yang dicampur rebusan santan kental ), tahu dan tempe bacem ( tahu dan tempe yang dimasak bersama gula merah ), sambal goreng hati , sayur labur siam serta rambak ( kerupuk kulit sapi ).
Jenis nasi gurih lainnya adalah nasi kuning . Sesuai dengan namanya , ciri khas kuliner nasi ini adalah nasinya yang berwarna kuning sebagai efek dari penggunaan kunyit . Pada masa lalu , nasi kuning kerap disajikan dalam acara-acara khusus seperti selamatan serta perayaan budaya dan keagamaan . Dalam acara perayaan , nasi kuning biasanya dibuat dalam bentuk tumpeng yang dikelilingi berbagai jenis hidangan pelengkap , di antaranya ayam goreng , irisan telur dadar , sambal goreng hati , perkedel kentang , tempe kering , mi goreng , urap dan sambal .