Garuda Indonesia Colours Magazine January 2018 | Page 111

Travel | Pulau Sabu and Raijua 109 1 Kehidupan di Pulau Sabu bergulir lamban, sehingga aura masa silam mudah dijumpai di berbagai sudut. Orang-orang membuat garam dengan teknik arkais; menampung air laut di kulit-kulit tiram... 1 Pink Kelebba Maja cliff. dunia bawah lautnya tidak menarik. Jurgen dan saya membuktikannya dengan snorkelling di Pantai Boddo, di mana kami menjumpai bentangan Karang meja (Acropora hyacinthus) yang tumbuh subur. Tidak banyak yang tahu kalau Sabu Raijua merupakan zona inti Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu sejak 2014. Sabu Raijua sejatinya dua pulau di tepian selatan Nusa Tenggara Timur yang disatukan oleh sejarah. Layaknya kakak beradik yang saling menjaga, begitulah kedua pulau ini diperumpamakan oleh masyarakatnya. Anehnya, meskipun berukuran sepuluh kali lebih besar, Pulau Sabu justru diposisikan sebagai adik dari Pulau Raijua. Bahkan, ritual adat Hole dihelat khusus mengarah ke nusa kecil itu sebagai tanda takzim. “Pulau Raijua diyakini sebagai asal tanah yang membentuk Pulau Sabu,” tulis antropolog Nico L. Kana dalam bukunya Dunia Orang Sawu. Bukit-bukit bersabana memonopoli sekujur badan kepulauan. Daerah ini memang hanya menikmati musim basah tidak lebih dari tiga bulan. Ketiadaan gunung atau bukit yang tingginya melampaui 1.000 meter dari permukaan laut menyebabkan angin berembus tanpa halangan, menerbangkan uap garam ke mana-mana. Ketika melewati punggung Bukit Ledepemulu menuju ke selatan pulau, saya menyaksikan puluhan kuda berkejar-kejaran terhela angin dari Samudra Hindia. Kehidupan di Pulau Sabu bergulir lamban, sehingga aura masa silam mudah dijumpai di berbagai sudut. Orang-orang membuat garam dengan teknik arkais; menampung air laut di kulit-kulit tiram dan membiarkannya berminggu-minggu menguap secara alami. Saya menemukan banyak sekali kulit tiram berukuran gigantis di sepanjang Pantai Cemara yang digunakan untuk itu. Kampung-kampung tradisional tetap lestari dan dihormati. Terkitari pagar dari susunan batu karang seumpama benteng. Kampung- kampung ini dihuni turun-temurun oleh klan suku-suku komunal. Di Sabu Timur, saya bertandang ke kampung tradisional Kuji Ratu yang cukup luas dengan belasan rumah adat. Tak jauh dari sana, ada juga kampung Ba Kota Ida dengan nisan-nisan berlanggam Belanda peninggalan keluarga raja.