Garuda Indonesia Colours Magazine February 2019 | Page 62
Explore | Handcrafted
Indonesia’s wealth of heritage
handicrafts is as diverse as its
many cultures. Each month
we explore the archipelago’s
offerings through a different
traditional craft.
Indonesia memiliki kerajinan
tangan yang beraneka ragam.
Setiap bulannya, kami akan
menyuguhkan bagi Anda
kerajinan tangan khas dari
setiap daerah.
designs, as well as maintaining tradition.
This has led to a lot more choice in the
market, which especially appeals to
young people.
Solo merupakan salah satu
kota di Jawa Tengah yang
menjadi pusat kerajinan batik
Nusantara. Secara turun-temurun,
masyarakat Solo membatik dan
melahirkan motif-motif khas
dengan warna yang juga identik
dengan kota tersebut.
Ada beberapa motif batik tradisional Solo
yang masih sangat digemari masyarakat,
antara lain Parang, Sidomukti, Kawung,
Truntum, Liris, Satrio Manah dan Semen
Rante. Masing-masing memiliki filosofi
sendiri, baik makna simbol maupun
momen pemakaiannya.
Dari segi warna, umumnya batik Solo
dominan cokelat karena menggunakan
pewarna sogan, namun ada juga biru tua
dan krem. Ketiga warna ini merupakan
simbolisasi Trimurti, yaitu Dewa Brahma,
Wisnu dan Syiwa, karena pada zaman
dahulu, raja-raja dianggap sebagai
keturunan dewa.
SOLO BATIK
For generations, the people
of Solo in Central Java have
created batik, using distinctive
motifs in colours that identify
their origin.
There are several traditional Solo batik
motifs that are enduringly popular, including
the Parang, Sidomukti, Kawung, Truntum,
Liris, Satrio Manah, and Semen Rante.
Each has its own philosophy, reflected
in the meaning of the symbols on
the fabric, as well as their use.
Solo batik is predominantly brown, as it uses
sogan colouring, but there are also dark blue
and cream hues. These three colours are a
symbol of the Trimurti, namely the gods
Brahma, Wisnu and Shiva, used since
ancient times to reinforce that kings
were considered descendants of gods.
There are several places that have
become batik tourist attractions in Solo,
the most famous being the Kauman Batik
Tourism Village and the Laweyan Village.
At both, you can watch the artisans at
work, and buy batik to take home. If you
want to hunt for batik at bargain prices,
head to Klewer Market and the
Solo Wholesale Centre.
To find out more about this time-honoured
craft, visit the Danar Hadi Batik Museum,
which tells the stories of Solo and
Yogyakarta batik, as well as the history
of Danar Hadi’s batik business.
Solo craftspeople are increasingly taking
an innovative approach to batik motifs,
incorporating more contemporary
Ada beberapa pusat wisata batik yang ternama
di Solo. Dua di antaranya, Kampung Wisata
Batik Kauman dan Kampung Laweyan.
Di sini, Anda bisa melihat langsung para
pengrajin sedang membatik dan membelinya.
Sementara jika ingin berburu batik dengan
harga terjangkau bisa menuju Pasar Klewer
dan Pusat Grosir Solo.
Selain itu, ada pula Museum Batik Danar Hadi
yang menampilkan berbagai informasi tentang
batik Solo dan Yogyakarta, serta sejarah bisnis
batik Danar Hadi sendiri.
Agar tak ketinggalan zaman, saat ini para
perajin batik Solo berinovasi menciptakan
motif-motif yang lebih kontemporer,
tanpa meninggalkan yang klasik. Dengan
demikian, masyarakat punya banyak pilihan
saat membeli batik, terutama kalangan anak
muda yang lebih menyukai motif dan warna
batik kontemporer.
60