Garuda Indonesia Colours Magazine February 2019 | Page 104

102 Travel | Alor 1 2 3 An Abui tribal warrior in the traditional dress of his community. Alor islanders display their beautiful ikat fabric for the visitors aboard. The intricate patterns woven in the traditional ikat fabric of the Abui tribe are some of the most beautiful in all of Indonesia. Kilat lampu di dalam air menonjolkan rona merah pekat pada tubuh si ikan kalajengking. Saya sungguh tidak menyangka bisa menyaksikan hewan langka ini dari dekat. Sebelum kembali dan melanjutkan petualangan kami di Alor, Corey dan saya mampir di ibu kotanya, Kalabahi. Sesampai di pasar induknya, kami melebur di antara para penjual dan pembeli yang memadati lorong-lorong kios yang sempit. Kami juga sempat mencicipi buah dan sayuran khas Alor yang lezat sambil meresapi kehidupan sehari-hari yang unik di sini. Corey memakai rok lilit dari kain panjang buatan seorang pandai tenun suku Abui. “Cantik!” puji seorang wanita dari balik tumpukan cabai yang disusun rapi. Kami berhenti untuk mengobrol sejenak dengannya. Corey, yang mengenakan busana lokal, mendapat pelukan kagum dari si penjaga kios. Saat itu, matahari sudah naik tinggi di atas pasar, dan kami pun kembali ke Laut Sawu untuk beristirahat. Sekembalinya ke Seven Seas, kami mendapat pengarahan tentang penyelaman yang akan dilakukan sore hari, dimulai dari sebuah desa tak jauh dari Kalabahi. sementara pemandu mempersiapkan kami untuk menyelam. Setelah terjun, saya dan Corey berenang ke dasar laut yang berpasir. Bak penjelajah arkeologi, kami menemukan harta karun yang tenggelam dari pelabuhan nelayan terdekat, mulai dari pecahan tembikar sampai tali perahu. Irwan, yang terkenal jeli melihat hewan laut sekecil apa pun, langsung mencari Rhinopias di dasar laut. Kami ingin melihat salah satu hewan laut paling langka di dunia—ikan kalajengking Rhinopias yang sulit sekali ditemukan. Saya sendiri asyik berenang sambil mengagumi ikan dan makhluk laut lainnya, terbuai di antara keindahan dunia bawah laut ini. Dijuluki “Incaran fotografi bawah laut”, hanya sedikit penggemar scuba yang pernah melihat Rhinopias. Spesies ikan kalajengking ini telah berevolusi untuk beradaptasi dengan lingkungannya dan biasanya hidup di antara tumbuhan lamun di lereng berpasir yang mengelilingi terumbu karang. “Ting ting ting!” Terdengar tiga ketukan nyaring dari pointer logam milik Irwan, tanda bahwa ia menjumpai sesuatu. Kami pun berenang untuk melihat apa yang ia temukan. Irwan menunjuk sesuatu yang tampak seperti lamun yang menempel pada segumpal pasir. Setelah diperhatikan lebih lama, secara ajaib muncul sesosok Rhinopias yang langka. Setiba di lokasi penyelaman, tampak anak-anak penduduk setempat melompat dari perahu nelayan milik orang tua mereka. Tawa riang anak-anak itu menggema di air, Saya segera mengambil beberapa foto dengan kamera saya. Kilat lampu di dalam air menonjolkan rona merah pekat pada tubuh si