Garuda Indonesia Colours Magazine February 2018 | Page 30

28 Explore | What’s On INDONESIA Grebeg Sudiro, Solo, February 8–15 Every year, the Chinese-Javanese communities in Solo come together for Grebeg Sudiro in anticipation of Chinese New Year. The Sudiroprajan area – Solo’s Chinatown – will be lit up with lanterns, there will be auspicious lion and dragon dances, and a giant cone called gunungan, made of thousands of kue keranjang, or Chinese New Year cakes, will be paraded along the streets. www.surakarta.go.id Setiap tahunnya komunitas etnis Tionghoa dan Jawa di Solo bersama-sama mengadakan Grebeg Sudiro dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek. Area pecinan Sudiroprajan akan dipenuhi dengan lampion dan parade tarian singa dan naga yang membawa keberuntungan serta gunungan yang berbentuk kerucut raksasa yang terbuat dari ribuan kue keranjang atau kue Imlek. CULTURE FESTIVAL Tumpek Wayang, Bali, February 20 Cian Cui: Water Splashing War Selat Panjang, February 16–21 For the first six days of Chinese New Year, the town of Selat Panjang in Riau province comes alive with a water splashing tradition that the locals call cian cui. Locals and tourists join in the fun, using water guns, buckets and scoops. Those in the vicinity should expect to get soaking wet! www.indonesia.travel One of the six Tumpek ceremonies in Bali, Tumpek Wayang is a holy day dedicated to the traditional theatrical art of shadow puppetry. On this day, the Balinese express gratitude to Sang Hyang Iswara, Lord of Puppeteers, and make offerings to the character puppets and accompanying instruments. www.bali-indonesia.com Merupakan salah satu dari enam upacara ‘Tumpek’ di Bali, Tumpek Wayang adalah hari suci yang didedikasikan untuk seni tradisional wayang kulit. Pada hari ini, orang Bali mengekspresikan rasa syukur kepada Sang Hyang Iswara, dewa bagi para dalang serta membuat persembahan kepada para karakter wayang dan instrumen yang menyertainya. Selama enam hari pertama Tahun Baru Imlek, Kota Selat Panjang di Provinsi Riau akan diramaikan oleh tradisi perang air yang oleh penduduk lokal disebut cian cui. Bersama turis, para penduduk lokal akan bersenang- senang menggunakan pistol air, ember, dan gayung. Siapa pun yang hadir di sekitar sini harus bersiap-siap untuk basah kuyup. CULTURE