Garuda Indonesia Colours Magazine February 2015 | Page 129
Travel | Alor
127
© Nick Rains; © Nick Rains; © Gathot Subroto
5 Senses – Sight
SOUTHEAST ASIA’S
OLDEST QURAN
Alor is home to an
800-year-old Quran made of
tree bark and written with
natural dyes for ink. It is
believed to be the oldest
Quran ever discovered in
Southeast Asia. The special
Quran was once shown to the
public in April 2011 during the
Legu Gam Festival of the
Ternate sultanate.
Dried chillies for sale in the local village
markets in Kalabahi.
Dried fish for sale in Kalabahi.
A village woman presents local textiles
and handicrafts for sale.
Di kota, saya bertemu Thomas Schreiber, pemilik
dan pengelola Alor Dive (www.alor-dive.com).
Dari Thomas, saya mengetahui bahwa, sama
seperti di darat, perairan di sini juga penuh dengan
keanekaragaman biota laut. Alor adalah salah
satu tempat menyenangkan di Indonesia untuk
snorkeling dan menyelam. Namun, karena arus
dan pusaran yang sangat kuat, lebih baik bila Anda
menjelajahi alam bawah laut dengan orang yang
sudah benar-benar mengenali perairan ini.
Menurut Thomas, terdapat 45 lokasi penyelaman
di sekitar Kepulauan Alor, dengan 20 di antaranya
adalah boleh dibilang termasuk di antara yang
terbaik di dunia meskipun belum sepopuler
perairan Raja Ampat dan Pulau Komodo.
“Ada beberapa destinasi selam kelas dunia di
Indonesia, namun saya memilih Alor karena
keragaman biota lautnya,” kata Thomas.
Dia membawa saya menjelajahi teluk-teluk berair
jernih di sepanjang kepulauan ini, lengkap dengan
keragaman biota lautnya serta terumbu karangnya.
Perairan di sini memang menakjubkan, keindahan
bawah laut sudah tampak terlihat dari atas
permukaan. Meskipun tak bisa dipastikan
kemunculannya, ikan mola-mola (sunfish),
hiu Thresher, hiu kepala martil, dan ikan marlin
kerap kali terlihat dalam sejumlah kesempatan.
Ikan napoleon, ikan jemuduk (giant Trevally),
hiu karang, penyu, pari elang, kerapu raksasa,
tuna gigi anjing, dan ikan kodok juga sering
dijumpai, kata Thomas. Dan jika Anda sangat
beruntung, mungkin Anda bisa menyaksikan
paus pilot atau bertemu kawanan lumba-lumba
berjumlah ratusan, tergantung pergerakan
musiman di bawah laut.
Saat menyelam bersama, kami cukup beruntung
bisa dikelilingi oleh kawanan ikan barakuda yang
berenang ke sana kemari. Rasanya seperti dalam
mimpi. Sayangnya, masih ada praktik penangkapan
ikan ilegal yang mengakibatkan kerusakan
terumbu karang. Untung saja, ancaman kerusakan
tersebut tak sebesar di beberapa perairan terumbu
karang lainnya. Namun, saat kami kembali ke
darat, saya teringat kata-kata bijak dari sang
mantan bupati.
Alor merupakan tempat yang kaya akan keindahan
alam dan khazanah budayanya; pulau-pulau yang
berjajar dengan pesona alamnya; gunung berapi
yang menjulang, hutan hujan yang lebat dan laut
dengan air sebening kristal. Di atas dan di bawah
permukaan Alor, terkandung sedemikian banyak
hal yang dapat dilihat. Potensi besar untuk
pariwisata menanti Alor di masa mendatang; pasti
banyak yang tertarik untuk bertualang menikmati
keindahan “permata” ini, namun kita harus selalu
ingat untuk juga pandai merawatny a.
Alor merupakan lokasi
penyimpanan Al Quran
berusia 800 tahun yang
terbuat dari kulit kayu dan
ditulis dengan tinta alami.
Al Quran ini diyakini sebagai
Al Quran tertua yang pernah
ditemukan di Asia Tenggara.
Kitab suci istimewa ini
pernah diperlihatkan di
hadapan publik pada bulan
April 2011, dalam rangka
“Festival Legu Gam” yang
digelar Kesultanan Ternate.