Garuda Indonesia Colours Magazine April 2018 | Page 74
Explore | Handcrafted
Indonesia’s wealth of cultural
handicrafts is as diverse as its
many cultures. Each month
we explore the archipelago’s
offerings through a different
traditional craft.
Indonesia memiliki kerajinan
tangan yang beraneka ragam.
Setiap bulannya, kami akan
menyuguhkan bagi Anda
kerajinan tangan khas dari
setiap daerah.
Asmat wood carvings
serve as memorials to
give ancestral spirits
a place to live.
PAPUA WOOD CARVING
Indonesia’s province of
Papua, located across the
western half of New Guinea
and several other islands,
is a biologically diverse area
comprising flat plains
with mangrove forests
and many rivers.
It is here that the semi-nomadic
Asmat people dwell, known for their
woodcarving skills, and producing ingenious
wood sculptures and wares that are linked
with the Asmat’s spiritual beliefs. With their
belief that all human life originates and
returns to the wood, Asmat wood carvings
serve as memorials to give ancestral spirits
a place to live, returning spirits to the
wood from which they once emerged.
As such, Asmat wood carvers are not seen
as artists but as men who use their talents
to ‘write in wood’.
Impressively original, the Asmat wood
carvings often feature intricate motifs,
created by using simple tools, such as rocks,
bones and shells, that interlace figures with
one another. With the aim of appeasing the
ancestral spirits with their wood carvings,
artisans carve the intricate patterns
into bowls, canoes, drums and sculptures.
Having been known for centuries as fierce
warriors, the Asmat wood carvers also
produce impressive shields, carved from
a single piece of wood and adorned with
anthropomorphic reliefs and symbols,
painted with white, red and black pigments.
Provinsi Papua, yang terletak di bagian
barat Papua Nugini, merupakan daerah
dengan keanekaragaman hayati, yang terdiri
atas dataran dengan hutan mangrove
dan banyak sungai. Di sinilah tinggal
suku semi-nomaden Asmat, yang dikenal
dengan keterampilan mereka mengukir
patung-patung kayu serta barang-barang
yang berhubungan dengan kepercayaan
spiritualnya. Suku ini percaya bahwa semua
kehidupan manusia berasal dan kembali ke
kayu, karena itu ukiran kayu Asmat dibuat
sebagai tempat tinggal roh leluhur, untuk
mengembalikan mereka ke tempat asalnya.
Artinya, pemahat kayu Asmat tidak hanya
dipandang sebagai seniman, tetapi juga
memiliki bakat supernatural.
Dibuat menggunakan alat sederhana seperti
batu, tulang dan kerang, ukiran kayu suku
Asmat biasanya menampilkan motif yang
rumit dan saling berkaitan satu sama lain.
Dengan tujuan untuk menghormati roh para
leluhur, pemahat kayu suku Asmat mengukir
pola yang rumit pada mangkuk, kano, drum
dan patung. Suku yang selama ratusan tahun
dikenal sebagai petarung pemberani ini juga
menciptakan perisai perang yang indah,
dibuat dari sepotong kayu dan dihiasi relief
dan simbol antropomorfisme, dilukis dengan
warna putih, merah dan hitam.
72