Garuda Indonesia Colours Magazine April 2018 | Page 121
Travel | Kei Kecil
1
119
2
1 A romantic harmony
of palm trees, white sand
beaches and clear waters
at Madwaer beach.
2 Enjoying some yoga
at Ngurtafur beach.
5 Senses – Taste
EMBAL
Keramahan warga Pulau Kei Kecil, baik terhadap sesama
penduduk lokal maupun pendatang, serta rasa aman dan
nyaman membuat perjalanan di daerah ini menyenangkan.
Keesokan paginya, saat air telah surut,
pantai landai ini berubah menjadi padang
luas yang terhampar lebih dari 500 m ke arah
laut. Kami menjelajahi pantai ini tanpa
alas kaki agar bisa merasakan tekstur pasir
dan airnya. Panas matahari dengan cepat
mengeringkan percikan pasir putih yang
menempel di kulit, hingga saya bisa
merasakan butiran pasirnya yang
sangat halus seperti tepung.
Setelah berjalan beberapa ratus meter
dari pangkal pantai menuju laut, airnya
hanya setinggi lutut. Di sana kami melihat
ikan perak kecil yang melompat ke
permukaan air sebelum menyelam
kembali dan berenang lebih jauh.
Kami berjalan ke arah timur, menuju tebing
karang untuk mencari petroglif atau lukisan
dinding batu. Kami menemukan lukisan
di salah satu permukaan tebing, dengan
gambar-gambar seperti telapak tangan,
manusia, binatang dan perahu, yang diyakini
berasal dari zaman prasejarah dan serupa
dengan bentuk yang ditemukan di situs
keramat Aborigin di Australia.
Keramahan warga Pulau Kei Kecil,
baik terhadap sesama penduduk lokal
maupun pendatang, serta rasa aman dan
nyaman membuat perjalanan di daerah ini
menyenangkan. Sebagian besar pendatang
di sini adalah orang Jawa, Bugis, Makassar
dan Buton yang menetap sebagai pedagang.
One of the most popular ingredients in
Kei Kecil cuisine is embal, a flour made from
grated cassava. The cassava used is rubber
cassava, also known as ‘poisonous cassava’ by
the local community because it has a bitter
flavour before being processed. Embal can be
processed further to make various types of
food: embal bubuhuk, which is eaten instead
of rice; flower embal, which looks similar to a
waffle and is enjoyed as a snack with coffee;
and the most popular – banana embal.
Salah satu bahan masakan paling populer di
Kei Kecil adalah embal, tepung yang dibuat dari
singkong parut. Singkong yang digunakan
adalah singkong karet, atau yang dikenal oleh
masyarakat setempat sebagai “singkong
beracun” karena rasanya yang pahit sebelum
diolah. Embal bisa digunakan untuk membuat
berbagai jenis makanan; seperti embal
bubuhuk, yang dimakan sebagai pengganti
nasi; embal bunga, yang bentuknya mirip waffle
dan dinikmati sebagai camilan bersama kopi;
dan yang paling populer, yakni pisang embal.