Garuda Indonesia Colours Magazine April 2018 | Page 109

Travel | Pacitan 107 1 2 2 1 Showcasing batik. 2 Batik being created in Pacitan. 3 4 Pacitan gemstones. 3 Selama beberapa hari di Pacitan, saya tidak hanya punya kesempatan untuk mengunjungi pantai-pantainya saja, tapi juga menuntaskan keingintahuan saya akan wayang beber. 4 Jawa, sehingga jarak keduanya dapat ditempuh sekitar dua jam saja. Beberapa kelompok warga memunculkan inisiatif untuk mengelola objek wisata di Pacitan. Hal tersebut saya temui ketika mengunjungi Pantai Banyutibo, yang belakangan menjadi sangat populer akibat para turis membagikan fotonya di sosial media. Objek wisata ini memang cukup unik karena menyajikan sebuah ceruk pantai kecil dengan air terjun yang berasal dari sebuah aliran mata air. Pantai ini dikelola oleh pemuda desa setempat dan hasil retribusinya memberikan sumbangan pendapatan yang lumayan bagi pembangunan desa. Saya cukup terkesan dengan praktik pengelolaan tempat wisata secara mandiri seperti ini. Selain meringankan beban pemerintah daerah, praktik semacam ini juga dapat menempatkan warga lokal sebagai aktor utama dalam pengelolaan sebuah kawasan wisata. Saya juga sempat mengunjungi Pantai Watukarung yang dalam beberapa tahun belakangan menjadi destinasi hot spot bagi para pencinta olahraga selancar. Saat saya tiba di pantai ini, atmosfer surfers’ village terasa kuat. Saya memarkirkan motor di pinggir pantai, mulai berjalan mencari kedai minuman, duduk dan memesan secangkir kopi panas. Saat menunggu pesanan tiba, saya mengedarkan pandangan menyisir garis pantai. Di kejauhan tampak empat orang peselancar sedang melakukan paddling menuju titik pecahnya ombak (surf break). Selama beberapa hari di Pacitan, saya tidak hanya punya kesempatan untuk mengunjungi pantai-pantainya saja. Tapi juga menuntaskan keingintahuan saya akan wayang beber, yaitu sebuah kesenian tradisional yang dimiliki Pacitan, berupa wayang berbentuk gulungan. Marcell Bonneff, seorang sejarawan, menyebut bahwa wayang beber sebagai salah satu bentuk seni sekuensial yang menjadi bagian dari sejarah seni komik di Indonesia. Untuk mendapatkan pemahaman mengenai wayang beber yang lebih lengkap, saya menemui Tri Ganjar Wicaksono, anak muda yang merupakan dalang wayang beber kontemporer. Ia bersama beberapa anak muda lainnya mendirikan kelompok