Garuda Indonesia Colours Magazine April 2017 | Page 145

History of Garuda Indonesia March 30, 1985–July 22, 2009 July 23, 2009–Present 1990s 1999 2000 2010–Present 2000s 2013–Present Chef on Board Seragam Awak Kabin dari Masa ke Masa Sejak tahun 1949, seragam awak kabin Garuda Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan, disesuaikan dengan perubahan pada logo perusahaan, livery pesawat dan interior kabin, maupun untuk pencitraan perusahaan. Seragam awak kabin tahun 1949 sampai dengan 1960-an terlihat sederhana dan fungsional. Model seragam saat itu dibuat pada era Republik Indonesia yang baru saja mempertahankan kemerdekaannya dan dalam proses pembangunan pasca-kemerdekaan. 143 Masih di era 1980-an, awak kabin wanita junior menggunakan sack dress dalam pilihan warna oranye atau krem yang dipadukan dengan scarf batik berbahan sutra; scarf batik oranye kombinasi cokelat untuk sack dress oranye, dan scarf batik cokelat kombinasi krem untuk sack dress krem. Seragam ini dilengkapi jaket pendek dan ikat pinggang yang senada dengan warna sack dress, serta topi berwarna oranye. Mulai di era 1970-an, seragam awak kabin terlihat lebih modis. Hanae Mori, desainer ternama Jepang saat itu, mendesain seragam dengan model mini sack dress berwarna krem untuk bagian atas dan oranye untuk bagian bawah. Seragam ini dilengkapi topi berwarna oranye. Pada tahun-tahun selanjutnya, Garuda Indonesia terus menggunakan sentuhan Indonesia untuk seragam awak kabin wanitanya. Contohnya, motif tenun untuk blouse dan scarf pada seragam transisi tahun 1985. Memasuki era 1990-an, motif tenun ikat berwarna biru, karya dari desainer anak bangsa, Prayudi, digunakan pada seragam awak kabin wanita. Kemudian pada 1999, seragam awak kabin wanita menggunakan batik motif “Argopuro” dengan pilihan warna hijau toska dan biru tua. Motif batik tersebut merupakan karya desainer Iwan Tirta. Sentuhan khas Indonesia pada seragam awak kabin mulai tampak pada era 1980-an, yaitu pada model kebaya kuno berbahan brokat untuk awak kabin wanita senior. Kebaya tersebut terdiri atas varian warna oranye, biru benhur dan hijau tua yang dipadukan dengan kain batik bercorak tradisional (jarik) warna cokelat. Sejalan dengan program Corporate Identity (Brand) Refresh, pada 2010 Garuda Indonesia memperkenalkan seragam baru bagi awak kabin pria dan wanita. Seragam awak kabin wanita terdiri atas kebaya polos yang dipadukan dengan saroong batik motif “Lereng Garuda Indonesia” Manager Cuisine Explore and Explore Jet berwarna senada. Motif batik “Lereng Garuda Indonesia” yang terinspirasi dari corak “Parang Gondosuli” itu didesain oleh Josephine Werratie Komara (Obin). Terdapat empat varian untuk seragam tersebut, warna biru benhur untuk Flight Service Manager (FSM), warna toska dan oranye untuk awak kabin senior dan junor, serta warna lila untuk Maître d’Cabin yang diperkenalkan pada tahun 2013. Sedangkan seragam awak kabin pria menggunakan jas model single-breasted warna abu-abu yang dipadukan dengan pantalon warna senada. Sejak tahun 2013, di beberapa penerbangan yang telah menerapkan “New Service Concept” terdapat awak kabin dengan fungsi sebagai Chef di First Class dan Manager Cuisine di Business Class. Pada November 2013 , Garuda Indonesia secara resmi juga mengoperasikan armada ATR 72-600 yang diperkenalkan sebagai Garuda Indonesia “Explore” guna menjangkau remote area di seluruh wilayah Nusantara. Guna memudahkan mobilitas di dalam pesawat maka seragam awak kabin dibuat berbeda. Seragam ini juga dipergunakan pada armada Bombardier CRJ1000 NextGen yang disebut sebagai “Explore Jet”.