Fotografer Hebat Jul. 2014 | Page 94

 Memotret macro, dimana pemotretan dilakukan dengan jarak yang sangat dekat, dan ruang tajam yang sempit, sehingga sedikit saja pergerakan akan membuat foto menjadi blur. Fitur ini biasanya ditempatkan pada sensor atau pada lensa, tergantung teknologi yang dikuasai oleh produsen, karena masing-masing produsen punya teknologi dan cara berbeda. Fitur ini memiliki sensor getaran yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan lensa atau kamera. Pada prinsipnya teknologi ini bekerja memberikan kompensasi gerakan ke arah berlawanan, ketika kamera kita bergerak ke atas, sensor ini akan menggerakan lensa nya ke bawah, ketika kamera kita bergerak ke kiri, sensor ini akan menggerakan lensanya ke kanan, dan demikian seterusnya sehingga foto yang kita buat akan selalu terjaga kestabillannya dan bebas dari getaran. Sering terjadi salah kaprah di dalam pengertian tentang fitur yang satu ini. Salah kaprah yang sering terjadi adalah tertukarnya pengertian antara Shutter Speed dan Image Stabilizer. Contohnya adalah ketika kita memotret orang yang sedang berlari-lari, kalau kita ingin agar orang yang kita foto itu tetap terlihat tajam, kita harus menggunakan Shutter Speed yang cepat, dan tidak ada hubungannya dengan Image Stabilizer. Shutter Speed yang cepat berguna untuk membekukan “Objek” yang kita foto, sedangkan Image Stabilizer berguna untuk menyetabilkan getaran yang bersumber dari fotografer. Kesalah pahaman inilah yang sering di manfaatkan oleh produsen kamera poket papan bawah, untuk mengelabui konsumen, dengan menggunakan istilah-istilah canggih seperti; Anti Shake DSP, New Anti Shake AE, Double Anti Blur, 4x Image Stabilization, dan Dual IS. Caranya, seting kamera di buat serba otomatis, dimana sensitifitas sensor kamera 94