Memotret macro, dimana pemotretan dilakukan
dengan jarak yang sangat dekat, dan ruang tajam
yang sempit, sehingga sedikit saja pergerakan akan
membuat foto menjadi blur.
Fitur ini biasanya ditempatkan pada sensor atau pada
lensa, tergantung teknologi yang dikuasai oleh produsen,
karena masing-masing produsen punya teknologi dan cara
berbeda. Fitur ini memiliki sensor getaran yang berfungsi
untuk mendeteksi gerakan lensa atau kamera. Pada
prinsipnya teknologi ini bekerja memberikan kompensasi
gerakan ke arah berlawanan, ketika kamera kita bergerak
ke atas, sensor ini akan menggerakan lensa nya ke bawah,
ketika kamera kita bergerak ke kiri, sensor ini akan
menggerakan lensanya ke kanan, dan demikian seterusnya
sehingga foto yang kita buat akan selalu terjaga
kestabillannya dan bebas dari getaran.
Sering terjadi salah kaprah di dalam pengertian tentang fitur
yang satu ini. Salah kaprah yang sering terjadi adalah
tertukarnya pengertian antara Shutter Speed dan Image
Stabilizer. Contohnya adalah ketika kita memotret orang
yang sedang berlari-lari, kalau kita ingin agar orang yang
kita foto itu tetap terlihat tajam, kita harus menggunakan
Shutter Speed yang cepat, dan tidak ada hubungannya
dengan Image Stabilizer. Shutter Speed yang cepat berguna
untuk membekukan “Objek” yang kita foto, sedangkan
Image Stabilizer berguna untuk menyetabilkan getaran yang
bersumber dari fotografer.
Kesalah pahaman inilah yang sering di manfaatkan oleh
produsen kamera poket papan bawah, untuk mengelabui
konsumen, dengan menggunakan istilah-istilah canggih
seperti;
Anti Shake DSP, New Anti Shake AE, Double Anti Blur, 4x
Image Stabilization, dan Dual IS. Caranya, seting kamera di
buat serba otomatis, dimana sensitifitas sensor kamera
94