Kelihatannya teknologi HDR photomerge ini, sangat
membantu dan tidak pernah ada pada jaman teknologi film
seluloid, karena pada jaman itu, banyak fotografer sengaja
mengambil metering sedikit under exposure, supaya saat
pencetakan bisa di buat lebih cerah dengan penyinaran
yang lebih lama, karena dynamic range pada filem seluloid
jauh lebih baik daripada sensor kamera digital.
g. Sharpen, unsharpmask, smart sharpen
Masalah sharpenning, atau penajaman detil foto, bisa
dilakukan baik melalui kamera maupun melalui post
processing di photoshop. Disini saya coba jelaskan bahwa
penajaman gambar, adalah memberikan warna tegas
terhadap pixel-pixel yang bertetangga, agar terlihat garis
yang lebih detil dan utuh, sehingga gambar terlihat renyah.
Bahasa gaulnya “Crispy” seperti kerupuk yang saking
renyahnya, fotografer sampe lupa bahwa komposisi fotonya
masih jelek. Benar, ketajaman membuat foto tampil prima,
tapi jangan juga lupa, bahwa ketajaman gambar juga
dipengaruhi oleh lensa, filter, kepekatan udara dll. Coba
bayangkan saat memotret mobil balap di siang hari saat
jalan raya sedang panas, maka yang ada bayangan mobil
seperti berlekuk-lekuk karena pengaruh fatamorgana akibat
udara
yang
panas
di
permukaan
jalan.
Jadi apalah artinya sharpen, jika saat memotret kita tidak
memahami tujuannya. Efek yang di akibatkan over-sharpen,
adalah kesan yang kurang natural, seolah subjek foto di
gunting dari lembaran foto, dan ditempel pada lembaran foto
lain sebagai background.
Lantas untuk post-processing di photoshop, ada istilah
unsharpmask (usm) dan smart sharpen. Bedanya adalah
fungsi unsharp mask, hampir sama dengan fungsi sharpen
yang umumnya tersedia sebagai fitur di badan kamera
generasi sekarang. Sedangkan untuk smart-sharpen,
91