kontras antara terang dan gelap begitu seimbang, sehingga
semua detil pada bidang terang maupun bidang gelap dapat
ditangkap dengan sempurna. Contohnya adalah, jika kita
memotret dalam kondisi backlighting, maka biasanya
diperlukan flash-in untuk menghasilkan foto subjek dan latar
belakang yang jelas, nah jika kemampuan dynamic range
kamera sudah sangat baik, maka seharusnya tanpa bantuan
flash pun, subjek dan latar belakangnya bisa tampil jelas.
Apakah itu mungkin?
Jika situasinya terlalu ekstrim, memang akan sangat sulit,
namun dengan teknologi digital saat ini, hal tersebut tetap
dapat dilakukan dengan mengambil foto menggunakan
teknik bracketing, dimana foto diambil secara sekuensial,
lebih dari satu (mulai dari 2 sampai 7 foto), dimana masingmasing foto punya perbedaan eksposure, yang gelap
sampai yang terang. Selanjutnya foto-foto yang dihasilkan
tersebut di gabungkan dalam satu bidang foto dimana
bagian-bagian yang over atau under eksposur di gantikan
dengan bagian dari koordinat yang sama dari foto lain yang
detilnya lebih baik. Teknik ini disebut HDR photomerge yang
bisa dilakukan didalam kamera atau dengan software
pengolah gambar.
Pada kamera generasi terbaru yang diluncurkan mulai 2009,
seperti Pentax K-7, dan bahkan Ricoh CX1, sudah
menerapkan teknologi HDR ini pada prosesor kameranya,
sehingga bisa menghasilkan foto HDR dengan sekali jepret.
Terlihat sederhana, namun sebenarnya kamera melakukan
dua kali pemotretan secara berturut-turut, dimana satu
dengan lainnya berbeda exposure, sehingga pada saat
kedua foto tersebut digabungkan, secara otomatis akan
membuang data digital pada koordinat pixel yang detilnya
hilang karena terlalu gelap ataupun terlalu terang. Hasilnya
adalah foto yang detilnya lengkap dan cerah seperti yang
dilakukan oleh para professional.
90