Fotografer Hebat Jul. 2014 | Page 83

18. Dasar-dasar digitalisasi a. White balance Satu-satunya problem saat fotografi masuk ke dunia digital, adalah sulitnya menentukan whitebalance. Bukan berarti jaman dulu tidak ada, tapi pada masa lalu, setting white balance dilakukan, merubah warna lampu saat melakukan pemotretan ataupun pencetakan (post processing), cara lainnya adalah dengan mengganti filter lensa dengan warna lain yang lebih "hangat" (kuning) atau "dingin" (biru). Nah sekarang, pada era digital fotografi, white balance dilakukan sejak awal proses pemotretan, dimana kamera memiliki fitur yang memungkinkan fotografer memilih WB, baik secara otomatis WB, presett WB, Custom WB, maupun Manual WB. Manapun yang dipilih, sebenarnya didasari pada konsep: “Mengatur warna putih, hitam atau abu yang se asli mungkin – sehingga warna lain bisa menyesuaikannya” . Tapi ingat, bahwa WB bukan merubah warna, tapi merupakan satu bentuk kompensasi yang diberikan oleh prosesor kamera untuk memiliki temperatur warna yang lebih akurat, sehingga warna putih yang terlihat oleh mata, benar-benar putih saat tampil di layar monitor ataupun saat di cetak di kertas foto. Untuk membuat hasil foto menjadi lebih natural, khususnya jika memotret di malam hari di sebuah restoran yang di dominasi warna lampu pijar yang kuning, maka warna kulit akan terlihat kuning dan tidak natural. Nah disini peranan WB sangat penting, sehingga dengan melihat pantulan cahaya lampu tadi di atas kertas/piring/serbet warna putih, 83