Fotografer Hebat Jul. 2014 | Page 31

panjang, atau mendekatlah kepada subjek. Namun demikian, kontrol ini tidak ada artinya dibandingkan dengan pendapat para pengamat mengenai ketajaman, dan bagaimana seberapa kritisnya sebuah foto diperhatikan. Persepsi tentang ruang tajam, juga akan dipengaruhi ukuran cetakan gambar itu sendiri. Semakin kecil aperture, semakin luas ruang tajamnya. Kualitas blur Banyaknya bagian foto yang kurang tajam, disebabkan lebih pada kualitas ketidaktajaman atau blur. Padahal baru di akhir abad ke duapuluh, dimana digunakan bentuk apertur diafragma yang aneh, pada kamera-kamera point-and-shot, dimana fotografer mulai belajar mengenai ketidak tajaman yang kurang menarik – dimana blurnya tidak sama, transisi kurang menyatu dan terkadang ada fringed. Kualitas ketidaktajaman disebut “bokeh”, dan bokeh yang bagus sekarang jadi ukuran kualitas foto sama halnya dengan ketajaman foto. Hasilnya adalah kelenturan foto anda – bagaimana dapat dirasakan dan caranya foto tersebut membawa efek kedalaman ruang pada penikmatnya – sangat tergantung pada kontrol ruang tajam. Sebaliknya, juga tergantung pada penggunaan sensor yang lebih besar, jika anda ingin menciptakan ruang tajam yang sempit, dan lensa kualitas tinggi untuk menghasilkan blur yang halus. Rana Seting rana adalah salah satu kunci suksesnya sebuah foto, bukan hanya tentang bagaimana cara memilih kecepatan yang tepat agar gerakan terekam, tapi juga berapa lamanya gerakan tersebut harus direkam. Belum lagi kecepatan rana (lamanya waktu bukaan) juga mempengaruhi ukuran diagprahma (aperture), sehingga kita harus mampu memilih seting yang sesuai. Contoh: pada kecepatan rana 1/8 detik, 31