Kesulitan berbicara
Pada stadium akhir penyakit ini, kebanyakan pasien
ALS tidak mampu berbicara sama sekali. Mereka akan
mengalami gangguan menebalnya lidah hingga gangguan
berbicara secara permanen.
Mudah lelah
Karena otot Anda mulai kehilangan kekuatannya, maka
Anda akan mudah merasa lelah. Kelelahan ini juga akan
disertai dengan ketidakmampuan untuk melakukan
aktivitas fisik.
Sulit menelan
Selain mengalami kesulitan untuk berbicara, penderita
ALS juga akan mengalami kesulitan menelan. Hal ini
terjadi karena otot-otot diafragma Anda mulai melemah.
Otot berkedut
Berkedutnya otot mungkin akan terjadi tanpa dirasakan
oleh penderita ALS. Dan Anda pun tidak bisa
menghentikannya.
Sulit berjalan
Bila otot kaki mulai melemah, maka Anda akan mengalami
masalah dalam berjalan bahkan berjalan hanya untuk jarak
pendek. Dan pada akhirnya, Anda pun akan sulit berjalan.
Sulit mengangkat tangan
Selain mengalami sulit berjalan, penderita ALS juga akan
sulit mengangkat tangan mereka. Hingga akhirnya pada
stadium akhir, mereka akan mengalami kelumpuhan
parsial.
ALS rata terdiagnosis pada usia 40-50 tahun dan paling
banyak dijumpai pada pria. Faktor terbesar penyebabnya
adalah genetik. Artinya, sejak lahir seseorang yang terkena
ALS sudah memiliki gen pembawa yang meningkatkan
risiko terkena ALS. Penurunan ALS belum tentu berasal
dari orang tua langsung tetapi dapat juga dari keturunan
generasi sebelumnya.
Gejala ALS biasanya belum tampak hingga penderita
berusia 50 tahun, namun bisa muncul perlahan di usia
muda. Pada awalnya pasien ALS dapat menunjukkan
gejala kelemahan otot yang ringan. Jika mengenai tungkai
maka ketika berjalan tiba-tiba mengalami kram di kaki,
atau mendadak jatuh saat berdiri. Bila menyerang lengan
maka pasien mengalami kesulitan saat memakai baju.
Tangan susah masuk ke baju. Kesulitan menulis atau saat
akan menyalakan kendaraan (motor, mobil) tidak mampu
memutar kunci kontak.
Sebagian penderita mengalami kesulitan dalam
berbicara. Bicaranya tidak jelas, terbata-bata, atau gagap.
Kadang seperti bindeng. Sebagian mengalami gangguan
gerakan lidah, sehingga seperti celad atau pelo. Ada yang
mengalami gangguan pernafasan atau sesak karena otot
dinding dada terganggu.
Kemampuan menelan merupakan sasaran dari
penyakit ALS, karena melibatkan otot yang dikendalikan
oleh saraf motorik. Pada ALS saraf yang diserang
adalah saraf motorik yang berfungsi untuk mengantarkan
rangsang pada otot untuk melakukan gerakan. Gerakan
yang dikontrol oleh saraf motorik misalnya adalah gerakan
memegang benda atau berjalan.
Pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan untuk
diperiksa pada dugaan ALS adalah pemeriksaan darah
lengkap, pungsi lumbal (pemeriksaan cairan sumsum
tulang belakang), neurofisiologi (EMG, kecepatan
konduksi saraf), dan radiologi (MRI/CT Scan).
Pemeriksaan penunjang yang cukup membantu
diagnosis adalah EMG (Elektro Miografi). Sambil
mengevaluasi kelemahan otot, otot yang mengalami atropi
(pengecilan), reflek otot yang berlebihan, serta spastisitas
(kekakuan) otot. Pemeriksaan EMG dapat mendeteksi
aktivitas listrik otot.
Penyakit ini memang sulit dicegah, namun secara
umum