Cakrawala Edisi 423 Tahun 2014 | Page 73

Kesulitan berbicara Pada stadium akhir penyakit ini, kebanyakan pasien ALS tidak mampu berbicara sama sekali. Mereka akan mengalami gangguan menebalnya lidah hingga gangguan berbicara secara permanen. Mudah lelah Karena otot Anda mulai kehilangan kekuatannya, maka Anda akan mudah merasa lelah. Kelelahan ini juga akan disertai dengan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik. Sulit menelan Selain mengalami kesulitan untuk berbicara, penderita ALS juga akan mengalami kesulitan menelan. Hal ini terjadi karena otot-otot diafragma Anda mulai melemah. Otot berkedut Berkedutnya otot mungkin akan terjadi tanpa dirasakan oleh penderita ALS. Dan Anda pun tidak bisa menghentikannya. Sulit berjalan Bila otot kaki mulai melemah, maka Anda akan mengalami masalah dalam berjalan bahkan berjalan hanya untuk jarak pendek. Dan pada akhirnya, Anda pun akan sulit berjalan. Sulit mengangkat tangan Selain mengalami sulit berjalan, penderita ALS juga akan sulit mengangkat tangan mereka. Hingga akhirnya pada stadium akhir, mereka akan mengalami kelumpuhan parsial. ALS rata terdiagnosis pada usia 40-50 tahun dan paling banyak dijumpai pada pria. Faktor terbesar penyebabnya adalah genetik. Artinya, sejak lahir seseorang yang terkena ALS sudah memiliki gen pembawa yang meningkatkan risiko terkena ALS. Penurunan ALS belum tentu berasal dari orang tua langsung tetapi dapat juga dari keturunan generasi sebelumnya. Gejala ALS biasanya belum tampak hingga penderita berusia 50 tahun, namun bisa muncul perlahan di usia muda. Pada awalnya pasien ALS dapat menunjukkan gejala kelemahan otot yang ringan. Jika mengenai tungkai maka ketika berjalan tiba-tiba mengalami kram di kaki, atau mendadak jatuh saat berdiri. Bila menyerang lengan maka pasien mengalami kesulitan saat memakai baju. Tangan susah masuk ke baju. Kesulitan menulis atau saat akan menyalakan kendaraan (motor, mobil) tidak mampu memutar kunci kontak. Sebagian penderita mengalami kesulitan dalam berbicara. Bicaranya tidak jelas, terbata-bata, atau gagap. Kadang seperti bindeng. Sebagian mengalami gangguan gerakan lidah, sehingga seperti celad atau pelo. Ada yang mengalami gangguan pernafasan atau sesak karena otot dinding dada terganggu. Kemampuan menelan merupakan sasaran dari penyakit ALS, karena melibatkan otot yang dikendalikan oleh saraf motorik. Pada ALS saraf yang diserang adalah saraf motorik yang berfungsi untuk mengantarkan rangsang pada otot untuk melakukan gerakan. Gerakan yang dikontrol oleh saraf motorik misalnya adalah gerakan memegang benda atau berjalan. Pemeriksaan penunjang yang direkomendasikan untuk diperiksa pada dugaan ALS adalah pemeriksaan darah lengkap, pungsi lumbal (pemeriksaan cairan sumsum tulang belakang), neurofisiologi (EMG, kecepatan konduksi saraf), dan radiologi (MRI/CT Scan). Pemeriksaan penunjang yang cukup membantu diagnosis adalah EMG (Elektro Miografi). Sambil mengevaluasi kelemahan otot, otot yang mengalami atropi (pengecilan), reflek otot yang berlebihan, serta spastisitas (kekakuan) otot. Pemeriksaan EMG dapat mendeteksi aktivitas listrik otot. Penyakit ini memang sulit dicegah, namun secara umum