kehidupan sosial seperti sebuah pertunjukan drama. Teori
dramaturgi menjelaskan bahwa identitas manusia adalah
tidak stabil dan bisa saja berubah-ubah tergantung dari
interaksi dengan orang lain.
Dalam dramaturgis, interaksi sosial dimaknai sama
dengan pertunjukan teater. Setiap individu adalah aktor yang
berusaha membuat pertunjukan dramanya sendiri. Dalam
mencapai tujuannya, para remaja berusaha mengembangkan
perilaku-perilaku yang mendukung perannya tersebut. Aktor
juga harus memperhitungkan setting, kostum, penggunaan
kata dan lainnya untuk meninggalkan kesan baik pada lawan
interaksi dan memudahkan jalan untuk mencapai tujuan yang
oleh Goffman disebut manajemen daya tarik (impression
management). [6. Goffman, Erving, The Presentation of
Self in Everyday Life . Doubleday Anchor, Garden City,
New York, 1959.]
Goffman juga melihat perbedaan akting yang besar
saat aktor berada di atas panggung (front stage) dan di
belakang panggung (back stage). Front stage adalah ketika
adanya penonton yang melihat kita dan kita sedang berada
dalam bagian pertunjukan. Saat itu kita berusaha untuk
memainkan peran kita sebaik-baiknya agar penonton
simpatik. Sedangkan back stage adalah keadaan di mana
kita berada di belakang panggung, dengan kondisi tidak
ada penonton, sehingga kita dapat berperilaku bebas tanpa
memperdulikan peran yang harus kita bawakan. Apabila
bisa dilakukan dengan baik, penonton akan termanipulasi
dan melihat aktor sesuai sudut yang ingin ditampilkan oleh
aktor tersebut.
Baudrillard menyatakan bahwa kita terbiasa hidup dalam
cermin fantasi, dalam diri yang terbagi dan dalam alienasi.
Saat ini kita hidup dalam fantasi sebuah layar, dan jaringan.
Seluruh mesin kita adalah layar-layar. Kita pun akan menjadi
layar dan interaksi manusia akan berubah menjadi interaksi
pada layar. Kita dalah citra bagi satu sama lain, di mana
satu-satunya takdir bagi sebuah mahluk citra adalah menjadi
pengikut citra dalam layar.
Pernyataan Baudrillard bahwa “saat ini kita hidup
dalam fantasi sebuah layar, dari sebuah antarmuka, dalam
persentuhan dan jaringan,” sesuai dengan kenyataan bahwa
manusia di masa kini yang terkoneksi antara satu dengan
yang lain melalui penggunaak smartphone maupun tablet
meningkatkan kemudahan manusia untuk terhubung pada
manusia lain