Cakrawala Edisi 423 Tahun 2014 | Page 32

OPINI 32 DAYA SAING D alam era globalisasi, setiap bangsa yang tidak siap bersaing dengan bangsa lain, akan mengalami kesulitan sangat besar. Tahun 2015 ini, akan diberlakukan ASEAN Economic Community, suatu pola kerja sama perekonomian antar masyarakat dan negara di kawasan Asia Tenggara. Setiap negara di kawasan ini tentu sudah mempersiapkan secara politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan tentu saja termasuk aspek pertahanan dan keamanan. Indonesia dikenal unggul dalam kepemilikan sumberdaya alam dan kuantitas sumber daya manusia. Kawasan yang luas, beribu pulau, sebagian besar berupa laut, dan di kawasan tropis yang hangat sepanjang tahun. Penduduknya merupakan populasi yang terbesar di ASEAN, sebagai pasar ekonomi yang tidak terkira. Tapi tentu dua hal tersebut tidak cukup untuk menjadi andalan dalam bersaing antar bangsa. Cermin Negara Lain Pada akhir abad ke-19 hampir semua negara di Asia telah dijajah oleh bangsa Barat. Agar mampu menghadapi superioritas bangsa asing, Kaisar Meiji di Jepang mengadakan gerakan pembaruan yang disebut Meiji Restoration atau Restorasi Meiji yang berlangsung tahun 1868-1912. Dalam aspek politik, sosial dan budaya, tradisi kekuasaan samurai di daerah dilikuidasi atau dihilangkan. Semua terpusat ke negara tunggal yang dipimpin oleh Kaisar. Tata pemerintahan dirubah strukturnya dengan model Barat, dengan tetap mempertahankan keberadaan kekaisaran. Demokratisasi politik dan ekonomi diterapkan. Para generasi muda dikirim untuk belajar ke Amerika dan Eropa guna mempelajari ilmu dan teknologi, agar setelah pulang dapat diterapkan di negerinya. Adapula yang diwajibkan menjadi guru di tanah air, untuk mendidik anak bangsa lainnya. Akhirnya Jepang dapat menyamai, bahkan dalam hal tertentu, mengungguli Barat. Perang Korea berlangsung tahun 1950-1953. Setelah perang usai, segenap unsur bangsa negeri Ginseng tersebut bertekad untuk memperbaiki negeri, dan bertekad menjadi bangsa yang unggul. Dengan bantuan Barat, Korea Selatan mengalami kemajuan perekonomian dan industrialisasi yang pesat. Akan tetapi, setelah beberapa tahun berjalan, dirasakan kemajuan hanya terjadi di kalangan “atas”, terutama pemilik modal. Menyadari kondisi tersebut, Presiden Park Chung Hee menggagas reformasi untuk membangun ekonomi dan