Cakrawala Edisi 423 Tahun 2014 | Page 24

WAWANCARA 24 Semangat Patriotisme Prajurit Angkatan Laut S iang yang panas itu tidak menyurutkan semangat tim redaksi cakrawala menyusuri lorong-lorong gang yang sempit untuk bertemu seorang tokoh perjuangan kisah heroik perlawanan terhadap penurunan bendera merah putih di gedung Modderlust di kawasan Ujung Surabaya. Letkol (Purn.) Herio Suparlan, demikian tokoh pejuang yang masih terlihat sehat diusianya yang sudah memasuki 87 tahun ini, dengan mengenakan batik warna biru, siang itu di ruang tamu yang tertata rapi menceritakan dengan semangat yang masih tersisa tentang perjalanan perjuangan dan pertempuran bersama-sama para pemuda sukarelawan melawan sekutu di kawasan Ujung dan Ngemplak Surabaya pada awal masa setelah proklamasi kemerdekaan. Sebagaimana penuturannya, pada masa pendudukan Jepang hingga akhirnya Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 yang diproklamasikan oleh Soekarno Hatta, namun kondisi di Surabaya masih dikuasai oleh Jepang khususnya persenjataan di Kawasan Ujung Surabaya. Daerah Ujung yang saat itu masih berupa perkampungan, diantaranya bernama kampung Wonokerto merupakan tempat lahir dan dibesarkannya pemuda Herio Suparlan. Diusianya yang masih remaja (saat itu 18 tahun), pemuda Herio bergabung dengan organisasi pemuda sukarelawan yang saat itu belum memiliki nama, namun sama-sama memiliki satu tekad untuk membela dan mempertahankan negara Indonesia dari segala bentuk penjajahan. Para pemuda pejuang yang tergabung dalam organisasi pemuda sukarelawan tersebut umumnya berasal dari beberapa sekolah pelayaran, antara lain di Jakarta, Semarang dan Makasar, yang kemudian sebagian kembali untuk berjuang di kampung halamannya Surabaya sebanyak kurang lebih 40 orang. Dalam aksinya para pemuda sukarelawan berjuang dengan mengadakan perebutan senjata di gedunggedung bekas markas Jepang dan perebutan terhadap beberapa kapal perang, diantaranya kapal tunda yang