OPINI
16
Jadikan Makna Pidato Presiden
Momen ”Back to Basic”
Menjadi Negara Maritim
“Hadirin yang mulia, …… Sebagai negara maritim, samudra, laut, selat dan teluk adalah
masa peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra dan
memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga ‘Jalesveva
Jayamahe’, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali”.
(Kutipan pidato Presiden Joko Widodo saat pelantikan di Gedung MPR).
D
ari petikan pidato di atas ada hal yang berbeda dan
cukup menonjol dalam pidato awal pemerintahan
Presiden Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi
sebagai presiden RI ke-7 yang baru saja mengucap sumpah
dan janji presiden tanggal 20 Oktober 2014. Dengan lugas dan
tegas Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmennya
untuk mengembalikan jati diri Indonesia yang dicitacitakan oleh founding father saat awal kemerdekaan, yaitu
Indonesia sebagai negara maritim yang berkepribadian dan
berkarakter kuat. Presiden Joko Widodo tampaknya secara
fundamental ingin mentransformasi konsep pembangunan
Negara dari pembangunan berbasis lahan daratan (land based
development) menjadi pembangunan berbasis kelautan (ocean
based development). Pesan yang di sampaikan jelas dan lugas
yaitu “visi maritim Indonesia”. Makna pidato ini menjadi unik
saat Presiden Joko Widodo dalam pidatonya yang secara jelas
mengutarakan maritim sebagai manifesto politik dan ‘style’
pemerintahannya dalam lima tahun kedepan.
Dalam isi pidatonya, Presiden Joko Widodo tidak lupa
menyelipkan kalimat “Jalesveva Jayamahe” dimana kalimat
ini adalah motto TNI Angkatan Laut yang berasal dari
bahasa Sansekerta yang dapat di beri makna ‘di laut kita jaya’.
Presiden Joko Widodo dalam pidatonya berkata “justru di laut
kita jaya” sebuah pernyataan yang menunjukkan inisiatif dan