Cakrawala Edisi 423 Tahun 2014 | Page 16

OPINI 16 Jadikan Makna Pidato Presiden Momen ”Back to Basic” Menjadi Negara Maritim “Hadirin yang mulia, …… Sebagai negara maritim, samudra, laut, selat dan teluk adalah masa peradaban kita. Kita telah terlalu lama memunggungi laut, memunggungi samudra dan memunggungi selat dan teluk. Ini saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga ‘Jalesveva Jayamahe’, di laut justru kita jaya, sebagai semboyan kita di masa lalu bisa kembali”. (Kutipan pidato Presiden Joko Widodo saat pelantikan di Gedung MPR). D ari petikan pidato di atas ada hal yang berbeda dan cukup menonjol dalam pidato awal pemerintahan Presiden Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi sebagai presiden RI ke-7 yang baru saja mengucap sumpah dan janji presiden tanggal 20 Oktober 2014. Dengan lugas dan tegas Presiden Joko Widodo menyampaikan komitmennya untuk mengembalikan jati diri Indonesia yang dicitacitakan oleh founding father saat awal kemerdekaan, yaitu Indonesia sebagai negara maritim yang berkepribadian dan berkarakter kuat. Presiden Joko Widodo tampaknya secara fundamental ingin mentransformasi konsep pembangunan Negara dari pembangunan berbasis lahan daratan (land based development) menjadi pembangunan berbasis kelautan (ocean based development). Pesan yang di sampaikan jelas dan lugas yaitu “visi maritim Indonesia”. Makna pidato ini menjadi unik saat Presiden Joko Widodo dalam pidatonya yang secara jelas mengutarakan maritim sebagai manifesto politik dan ‘style’ pemerintahannya dalam lima tahun kedepan. Dalam isi pidatonya, Presiden Joko Widodo tidak lupa menyelipkan kalimat “Jalesveva Jayamahe” dimana kalimat ini adalah motto TNI Angkatan Laut yang berasal dari bahasa Sansekerta yang dapat di beri makna ‘di laut kita jaya’. Presiden Joko Widodo dalam pidatonya berkata “justru di laut kita jaya” sebuah pernyataan yang menunjukkan inisiatif dan