Bluebird - Mutiarabiru Mutiarabiru Magazine - Mei 2018 | Page 67

Behind the Wheel Rutinitas Bus Sekolah Selain transportasi taksi reguler, Blue Bird juga melayani transportasi rutin. Salah satunya, bus sekolah (Big Bird) untuk antar-jemput siswa, khususnya di sekolah internasional. B ig Bird sudah menjalin kerja sama dengan sejumlah sekolah asing dalam menyediakan bus sekolah, termasuk Jakarta Intercultural School (JIS) yang dalam pengelolaannya ada di bawah manajemen Big Bird Pool Ciputat. Pengelolaan operasional bus sekolah dijalankan sesuai Standard Operating Procedure (SOP). “SOP menjadi pedoman bagi setiap unsur yang terlibat dalam pengelolaan operasional, dan SOP di JIS disusun berlandaskan Safety is Number One,” demikian diungkapkan Andre Wicaksono, selaku Liaison Officer Manager Big Bird. Setiap hari, tim Liaison Officer (LO) yang berjumlah 6 orang staf, bersama 8 pembina pengemudi dan 4 asisten pembina, berurusan dengan aktivitas pengelolaan antar-jemput dan kebutuhan operasional transportasi murid, guru dan staf. Kegiatan antar-jemput itu didukung 132 armada untuk murid, 26 armada untuk staf, dan sekitar 100 taksi reguler untuk melayani hampir 1.230 penumpang setiap hari. Jumlah armada ini juga didukung lebih dari 159 pengemudi Big Bird rutin sekolah, pengemudi taksi, dan sekitar hampir 100 bus chaperone (pendamping murid). Setiap personel yang masuk di dalam tim besar JIS ini diseleksi dengan sistem rekrutmen yang diatur oleh Pool Ciputat, LO dan supervisi dari JIS, termasuk dalam satu waktu terjadi pergantian pengemudi, chaperone dan bus rutin. Pengganti harus mendapat persetujuan dari JIS. Artinya, barisan cadangan personel dan armada ini juga harus dikelola dengan baik supaya ready to use kapan pun dibutuhkan, dan tetap bisa beroperasi sesuai SOP yang ada. Mulai sekitar pukul 6 pagi, tim LO sudah melakukan monitoring pergerakan jemputan staf dan murid, menjamin bahwa seluruh murid, staf dan guru dijemput sesuai jadwal, dan tiba di sekolah tepat waktu dalam kondisi aman. Demikian pula saat pulang pada jam 2 siang. “Tidak jarang kami harus memonitor sampai jam 6 sore atau hingga jam 9 malam apabila ada late bus yang terkendala macet, hujan, atau halangan lain yang ada di jalan. Ini sudah menjadi risiko di Jakarta, harus selalu siap dihadapi,” kata Andre. Tidak jarang pula tim LO menemukan permasalahan atau keadaan darurat saat proses antar-jemput. Kembali pada SOP yang ada, di mana mereka harus menjamin keamanan dan keselamatan tamu sebagai first priority, memastikan pengemudi untuk call for help. Baik pengemudi atau chaperone sudah terlatih melakukan pertolongan pertama apabila terjadi kondisi darurat. Setelah semua prosedur dilaksanakan dengan baik, proses recovery dan reporting dilakukan pihak LO ke manajemen sekolah. Selain pengemudi, chaperone adalah profesi kunci yang tak kalah penting. Fitriatna Soraya, seorang chaperone yang sudah 4 tahun berkecimpung dalam profesi ini mengungkapkan bahwa chaperone adalah profesi yang cukup membanggakan, karena di sini chaperone dilatih tentang komitmen, kepekaan dan kepedulian yang tinggi sebagai pendamping murid tingkat elementary (TK dan SD) di JIS. Sama seperti pengemudi yang harus memastikan semua SOP operasional berjalan dengan baik selama proses antar-jemput, rasa kepedulian seperti membawa anak sendiri semakin lama tertanam dalam diri Fitri. “Kami tidak hanya bekerja sesuai aturan, tetapi kami bekerja dengan hati. Rutinitas yang dilakukan juga tidak terasa berat jika kita memiliki komitmen tinggi,” ujar Fitri yang bertugas  di JIS kampus Pondok Indah, Jakarta Selatan, sejak empat tahun silam ini. AMAN | Faktor aman adalah faktor utama yang mesti diatur setiap hari. Mutiara Biru 65