Behind the Wheel
Rutinitas
Bus Sekolah
Selain transportasi taksi reguler, Blue Bird juga melayani transportasi
rutin. Salah satunya, bus sekolah (Big Bird) untuk antar-jemput siswa,
khususnya di sekolah internasional.
B
ig Bird sudah menjalin kerja sama
dengan sejumlah sekolah asing
dalam menyediakan bus sekolah,
termasuk Jakarta Intercultural School (JIS)
yang dalam pengelolaannya ada di bawah
manajemen Big Bird Pool Ciputat.
Pengelolaan operasional bus sekolah
dijalankan sesuai Standard Operating
Procedure (SOP). “SOP menjadi pedoman bagi
setiap unsur yang terlibat dalam pengelolaan
operasional, dan SOP di JIS disusun
berlandaskan Safety is Number One,” demikian
diungkapkan Andre Wicaksono, selaku Liaison
Officer Manager Big Bird.
Setiap hari, tim Liaison Officer (LO) yang
berjumlah 6 orang staf, bersama 8 pembina
pengemudi dan 4 asisten pembina, berurusan
dengan aktivitas pengelolaan antar-jemput
dan kebutuhan operasional transportasi
murid, guru dan staf. Kegiatan antar-jemput
itu didukung 132 armada untuk murid, 26
armada untuk staf, dan sekitar 100 taksi reguler
untuk melayani hampir 1.230 penumpang
setiap hari. Jumlah armada ini juga didukung
lebih dari 159 pengemudi Big Bird rutin
sekolah, pengemudi taksi, dan sekitar hampir
100 bus chaperone (pendamping murid).
Setiap personel yang masuk di dalam tim
besar JIS ini diseleksi dengan sistem rekrutmen
yang diatur oleh Pool Ciputat, LO dan
supervisi dari JIS, termasuk dalam satu waktu
terjadi pergantian pengemudi, chaperone
dan bus rutin. Pengganti harus mendapat
persetujuan dari JIS. Artinya, barisan cadangan
personel dan armada ini juga harus dikelola
dengan baik supaya ready to use kapan pun
dibutuhkan, dan tetap bisa beroperasi sesuai
SOP yang ada.
Mulai sekitar pukul 6 pagi, tim LO sudah
melakukan monitoring pergerakan jemputan
staf dan murid, menjamin bahwa seluruh
murid, staf dan guru dijemput sesuai jadwal,
dan tiba di sekolah tepat waktu dalam kondisi
aman. Demikian pula saat pulang pada jam
2 siang. “Tidak jarang kami harus memonitor
sampai jam 6 sore atau hingga jam 9 malam
apabila ada late bus yang terkendala macet,
hujan, atau halangan lain yang ada di jalan. Ini
sudah menjadi risiko di Jakarta, harus selalu
siap dihadapi,” kata Andre.
Tidak jarang pula tim LO menemukan
permasalahan atau keadaan darurat saat
proses antar-jemput. Kembali pada SOP
yang ada, di mana mereka harus menjamin
keamanan dan keselamatan tamu sebagai first
priority, memastikan pengemudi untuk call for
help. Baik pengemudi atau chaperone sudah
terlatih melakukan pertolongan pertama
apabila terjadi kondisi darurat. Setelah semua
prosedur dilaksanakan dengan baik, proses
recovery dan reporting dilakukan pihak LO ke
manajemen sekolah.
Selain pengemudi, chaperone adalah profesi
kunci yang tak kalah penting. Fitriatna
Soraya, seorang chaperone yang sudah
4 tahun berkecimpung dalam profesi ini
mengungkapkan bahwa chaperone adalah
profesi yang cukup membanggakan, karena
di sini chaperone dilatih tentang komitmen,
kepekaan dan kepedulian yang tinggi sebagai
pendamping murid tingkat elementary (TK
dan SD) di JIS.
Sama seperti pengemudi yang harus
memastikan semua SOP operasional berjalan
dengan baik selama proses antar-jemput, rasa
kepedulian seperti membawa anak sendiri
semakin lama tertanam dalam diri Fitri. “Kami
tidak hanya bekerja sesuai aturan, tetapi kami
bekerja dengan hati. Rutinitas yang dilakukan
juga tidak terasa berat jika kita memiliki
komitmen tinggi,” ujar Fitri yang bertugas
di JIS kampus Pondok Indah, Jakarta Selatan,
sejak empat tahun silam ini.
AMAN | Faktor aman adalah faktor utama
yang mesti diatur setiap hari.
Mutiara Biru
65