Meet the Driver
Dibyo Eviyanto
Figuran Sinetron
P
engalaman mengantar artis, dari
Sultan Djorghi sampai Pangky Suwito,
menorehkan kesan bagi Dibyo Eviyanto.
Suatu kali, terjadi hal di luar dugaan setibanya
di Cibubur, Jakarta Timur, yang ternyata lokasi
shooting sinetron Tukang Bubur Naik Haji.
“Saya ditawarin jadi figuran, akhirnya saya
terima. Kebetulan sedang dibutuhkan adegan
dengan taksi,” kata Dibyo.
Sekalipun melakoni peran sebagai
pengemudi taksi yang notabene pekerjaan
sehari-hari, Dibyo tak memungkiri, “Saya
sempat deg-degan juga. Terutama saat
kamera diarahkan ke si artis yang menyetop
dan menumpang taksi yang saya bawa.”
Adegan tersebut diulang beberapa kali. Tanpa
terasa shooting sinetron tersebut berlangsung
selama kurang lebih dua jam.
Diakui Dibyo, pengalaman shooting sinetron
yang meraih penghargaan International
Drama Festival Tokyo 2014 itu sungguh
berkesan. “Serasa jadi artis,” katanya sambil
menceritakan pengalaman lain saat
mengantar pelanggan. Kali ini bukan artis.
“Sampai di tujuan, dia minta saya menunggu,
supaya bisa mengantar balik. Dia tidak mau
ganti taksi lain. Tentu saya tetap melayani
sepenuh hati.”
Dibyo bekerja sebagai pengemudi
taksi Blue Bird, sejak 2006. Selama periode
2010–2015, beberapa kali dia mengundurkan
diri, lalu kembali bekerja di pool berbeda,
termasuk Cimanggis dan Kranggan. Kini, dia
mengaku betah menjalani pekerjaannya.
“Blue Bird is the best. Kenyamanan pelanggan
itu nomor satu. Tapi yang juga tak kalah
penting adalah kenyamanan pengemudi
di lingkungan kerja,” ujarnya.
Moto
Bangunlah semangat diri,
karena itu yang bisa membawa
kesuksesan. Sukses sejati adalah
hasil kerja keras yang dinikmati
bersama keluarga dan
membuat bahagia.
Sejak 2015 sampai sekarang, dia ajek bertugas
di pool Cikeas, Bogor. Kebetulan mantan
presiden Susilo Bambang Yudhoyono
berdomisili di Puri Cikeas. Dengan nada canda,
Dibyo berkata, “Saya tetangga SBY. Saya belum
pernah bertemu muka, tapi sering melihat
beliau saat salat Jumat di masjid dekat rumah,”
ujarnya sambil tersenyum.
Yana Mulyana
Bobotoh Persib
B
erdomisili di Bandung yang disebut-
sebut sebagai “gudangnya artis”—
terutama musisi rock, mau tak mau Yana
Mulyana pun sering bertemu dan bahkan
mengantar mereka dengan taksinya. Namun
dia mengaku paling terkesan saat mengantar
Makan Konaté, pemain sepak bola Sriwijaya
Football Club yang pernah membela
Persib Bandung.
“Saya antar Konaté dari Stasiun Hall ke
Stadion Sidolig. Saya gratiskan,” kata Yana
berterus terang. Alasannya tak menarik
ongkos dari atlet muda asal Republik Mali,
Afrika Barat, itu karena, “Saya cinta Persib.
Saya bangga pemain Persib lebih memilih
taksi Blue Bird dibandingkan taksi lain. Maka
saya gratiskan saja. Lagipula ongkos ketika itu
cuma 35.000 rupiah.”
Kecintaan pada Persib dan Bandung, ujar
Yana, “Sama seperti kecintaan saya pada
Blue Bird.” Sejak awal, dia tertarik pada
kepiawaian perusahaan transportasi ini dalam
hal manajemen. Dalam pandangannya, rata-
rata pengemudi taksi Blue Bird berpenampilan
gagah dan berperilaku santun. Pada 2011,
dia pun bergabung di pool Buah Batu dan
tetap loyal hingga kini.
Bagi Yana, perjalanan menjadi lebih
menyenangkan bersama penumpang atau
pelanggan yang ramah dan murah senyum.
Dia merasa tersanjung jika si penumpang sudi
mengajaknya berbincang, atau melontarkan
pujian seputar kenyamanan di taksi sepanjang
perjalanan. Sebisa mungkin Yana memenuhi
keinginan pelanggan, termasuk bila terpaksa
harus mengejar waktu.
Moto
Segala sesuatu akan indah
pada waktunya. Untuk itu,
perlu sabar dan tawakal dalam
menghadapi ujian hidup agar
mampu bekerja lebih semangat
demi menghidupi keluarga.
“Yang unik, suatu kali ada penumpang
minta diantar ke Bandara Internasional
Husein Sastranegara, dan harus sampai
dalam tempo 20 menit. Saya menyanggupi.
Tak disangka, jalanan yang biasa ramai,
mendadak sepi. Sampai di bandara,
ternyata masih ada sisa sedikit waktu.
Si penumpang memuji, ‘Hebat kamu’.”
Lalu Yana pun menyampaikan terima kasih
atas pujian itu.
Mutiara Biru
61