Bluebird - Mutiarabiru Mutiarabiru Magazine - Mei 2018 | Page 63

Meet the Driver Dibyo Eviyanto Figuran Sinetron P engalaman mengantar artis, dari Sultan Djorghi sampai Pangky Suwito, menorehkan kesan bagi Dibyo Eviyanto. Suatu kali, terjadi hal di luar dugaan setibanya di Cibubur, Jakarta Timur, yang ternyata lokasi shooting sinetron Tukang Bubur Naik Haji. “Saya ditawarin jadi figuran, akhirnya saya terima. Kebetulan sedang dibutuhkan adegan dengan taksi,” kata Dibyo. Sekalipun melakoni peran sebagai pengemudi taksi yang notabene pekerjaan sehari-hari, Dibyo tak memungkiri, “Saya sempat deg-degan juga. Terutama saat kamera diarahkan ke si artis yang menyetop dan menumpang taksi yang saya bawa.” Adegan tersebut diulang beberapa kali. Tanpa terasa shooting sinetron tersebut berlangsung selama kurang lebih dua jam. Diakui Dibyo, pengalaman shooting sinetron yang meraih penghargaan International Drama Festival Tokyo 2014 itu sungguh berkesan. “Serasa jadi artis,” katanya sambil menceritakan pengalaman lain saat mengantar pelanggan. Kali ini bukan artis. “Sampai di tujuan, dia minta saya menunggu, supaya bisa mengantar balik. Dia tidak mau ganti taksi lain. Tentu saya tetap melayani sepenuh hati.” Dibyo bekerja sebagai pengemudi taksi Blue Bird, sejak 2006. Selama periode 2010–2015, beberapa kali dia mengundurkan diri, lalu kembali bekerja di pool berbeda, termasuk Cimanggis dan Kranggan. Kini, dia mengaku betah menjalani pekerjaannya. “Blue Bird is the best. Kenyamanan pelanggan itu nomor satu. Tapi yang juga tak kalah penting adalah kenyamanan pengemudi di lingkungan kerja,” ujarnya. Moto Bangunlah semangat diri, karena itu yang bisa membawa kesuksesan. Sukses sejati adalah hasil kerja keras yang dinikmati bersama keluarga dan membuat bahagia. Sejak 2015 sampai sekarang, dia ajek bertugas di pool Cikeas, Bogor. Kebetulan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono berdomisili di Puri Cikeas. Dengan nada canda, Dibyo berkata, “Saya tetangga SBY. Saya belum pernah bertemu muka, tapi sering melihat beliau saat salat Jumat di masjid dekat rumah,” ujarnya sambil tersenyum. Yana Mulyana Bobotoh Persib B erdomisili di Bandung yang disebut- sebut sebagai “gudangnya artis”— terutama musisi rock, mau tak mau Yana Mulyana pun sering bertemu dan bahkan mengantar mereka dengan taksinya. Namun dia mengaku paling terkesan saat mengantar Makan Konaté, pemain sepak bola Sriwijaya Football Club yang pernah membela Persib Bandung. “Saya antar Konaté dari Stasiun Hall ke Stadion Sidolig. Saya gratiskan,” kata Yana berterus terang. Alasannya tak menarik ongkos dari atlet muda asal Republik Mali, Afrika Barat, itu karena, “Saya cinta Persib. Saya bangga pemain Persib lebih memilih taksi Blue Bird dibandingkan taksi lain. Maka saya gratiskan saja. Lagipula ongkos ketika itu cuma 35.000 rupiah.” Kecintaan pada Persib dan Bandung, ujar Yana, “Sama seperti kecintaan saya pada Blue Bird.” Sejak awal, dia tertarik pada kepiawaian perusahaan transportasi ini dalam hal manajemen. Dalam pandangannya, rata- rata pengemudi taksi Blue Bird berpenampilan gagah dan berperilaku santun. Pada 2011, dia pun bergabung di pool Buah Batu dan tetap loyal hingga kini. Bagi Yana, perjalanan menjadi lebih menyenangkan bersama penumpang atau pelanggan yang ramah dan murah senyum. Dia merasa tersanjung jika si penumpang sudi mengajaknya berbincang, atau melontarkan pujian seputar kenyamanan di taksi sepanjang perjalanan. Sebisa mungkin Yana memenuhi keinginan pelanggan, termasuk bila terpaksa harus mengejar waktu. Moto Segala sesuatu akan indah pada waktunya. Untuk itu, perlu sabar dan tawakal dalam menghadapi ujian hidup agar mampu bekerja lebih semangat demi menghidupi keluarga. “Yang unik, suatu kali ada penumpang minta diantar ke Bandara Internasional Husein Sastranegara, dan harus sampai dalam tempo 20 menit. Saya menyanggupi. Tak disangka, jalanan yang biasa ramai, mendadak sepi. Sampai di bandara, ternyata masih ada sisa sedikit waktu. Si penumpang memuji, ‘Hebat kamu’.” Lalu Yana pun menyampaikan terima kasih atas pujian itu. Mutiara Biru 61