Going Places
Sanctuary
History Meets
Luxury
Inilah hotel yang punya cerita paling panjang di Surabaya.
Sebuah bangunan zaman dulu yang tetap lestari sebagai
akomodasi kelas satu.
Hotel ini adalah oase kemewahan historis,
khususnya bagi mereka yang menyukai
keantikan, keunikan, dan kekhususan.
Ruang-ruang kamarnya didesain elegan,
menampilkan prestise terkini tanpa
meninggalkan aksen sejarah lewat sejumlah
ornamen dan kerangka asal bangunannya
sendiri. Lorong-lorong hotel, pilar-pilar di
sepanjang lorong, dan kebun yang luas adalah
pemandangan artistik yang kerap dijadikan latar
untuk foto pre-wedding. Di sini, masa kini dan
masa lalu seperti berdialog secara harmonis,
menciptakan pengalaman tersendiri
yang sulit dicari di tempat lain.
50
Mutiara Biru
Hotel ini dulunya bernama Hotel Oranje,
kemudian sempat diubah menjadi Hotel Yamato
di bawah pendudukan Jepang, dan dijadikan
markas tentara. Pada masa Perang Dunia II, hotel
ini diambil alih oleh para pejuang Surabaya
dan diubah namanya menjadi Hotel Merdeka
setelah mereka berhasil merobek warna biru
pada bendera Belanda. Di tahun 1946, namanya
berganti menjadi Lucas Martin Sarkies Hotel
untuk mengenang nama si pemilik asalnya,
kemudian berganti menjadi Hotel Majapahit
di tahun 1969. Sekarang kepingan sejarah ini
berada di bawah manajemen Accor Hotels.
Meski aspek sejarah bergema kuat di hotel ini,
Hotel Majapahit juga memiliki nuansa kekinian,
dengan sejumlah spot yang “instagramable”,
didukung ornamen-ornamen cantik yang
mengitarinya. Sajian makanan di sini juga
disesuaikan dengan selera fusion food terkini,
selain menyajikan pula hidangan romantis
dari masa lalu. Untuk nightlife, tersedia The Maj
Pub yang menampilkan live band dan DJ Spins
pada akhir pekan. Dari jantung Kota Surabaya
ini, sejumlah destinasi modern bisa ditempuh
dengan jalan kaki, termasuk kompleks mall
terbesar, Tunjungan Plaza.
HOTEL MAJAPAHIT
Jl. Tunjungan No. 65
Surabaya, Jawa Timur
Tel. (031) 5454333
www.hotel-majapahit.com
B
ermalam di Hotel Majapahit seperti
bermalam di dalam bangunan
bersejarah. Para tamu tidak hanya
menginap, tapi juga mengalami tinggal di
dalam kepingan sejarah dalam suasana yang
mewah. Hotel yang didirikan di tahun 1910
ini memang sudah mewah sejak dulunya,
dikunjungi kalangan atas, bukan saja orang-
orang Belanda yang saat itu berkuasa, tapi
juga petinggi dunia seperti Pangeran Leopold
III dari Belgia, Ratu Astrid dari Swedia, dan
aktor kocak Hollywood, Charlie Chaplin.