Going Places
Transporter
Menurut Indra, tren dunia
itu telah ikut memengaruhi
perencanaan pariwisata,
termasuk pada aspek
transportasi.
friendly. Menurut Indra, tren dunia itu telah ikut
memengaruhi perencanaan pariwisata, termasuk
pada aspek transportasi.
“Generasi milenial yang suka berwisata tidak
mencari kemewahan. Mereka hanya butuh
pengalaman perjalanan yang mudah, tidak terlalu
mahal, dan tersedia layanan digital. Transportasi
pariwisata juga mesti mengacu pada prinsip-
prinsip milenial tersebut,” ujar Indra.
K
etika ada kapal tenggelam di Danau
Toba, seketika objek wisata itu menurun
popularitasnya. Begitu pula dengan
peristiwa kecelakaan transportasi lainnya
yang terjadi di titik destinasi pariwisata yang
berdampak buruk pada promosi wisata.
Transportasi adalah aspek prioritas dalam
kegiatan pariwisata nasional. Demikian
menurut Indra Ni Tua, Asisten Deputi Bidang
Pengembangan Destinasi di Kementerian
Pariwisata Indonesia.
Dalam perbincangan dengan Mutiara Biru,
Indra mengatakan bahwa sebenarnya
Indonesia memiliki banyak sekali destinasi yang
berpotensi menjadi besar. Program promosi 10
Bali Baru menurutnya bisa berkembang lebih
banyak lagi, namun secara administrasi dibatasi
oleh kapasitas pendanaan.
“Apa pun destinasi baru yang akan
dikembangkan, transportasi adalah faktor
utama yang masuk dalam perencanaan
pengembangan pariwisata,” ujar mantan
pejabat Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) ini.
Di Departemen Kementerian Pariwisata,
Indra adalah salah satu pejabat yang bekerja
menangani sektor infrastruktur dan ekosistem
pariwisata. Fokusnya sekarang lebih kepada
pengembangan sejumlah destinasi baru,
demi mencapai target pemerintah untuk
menjadikan pariwisata sebagai sektor
penghasil devisa terbesar di Indonesia yang
saat ini menempati peringkat kedua setelah
industri kelapa sawit. Untuk mencapai itu, Indra
mengatakan bahwa transportasi adalah “tulang
punggung” pariwisata.
Menurutnya, destinasi secantik apa pun, tanpa
adanya infrastruktur dan sarana transportasi tidak
akan mudah dipromosikan karena tidak ada akses
bagi wisatawan ke sana. Moda transportasi yang
paling berperan pada awalnya adalah moda
transportasi udara. Karena itu pemerintah selalu
mengutamakan pembangunan bandara dalam
setiap pengembangan destinasi anyar.
Ketersediaan bandara dan komitmen dari
maskapai penerbangan untuk membuka
rute pada destinasi baru menjadi tahap
penting pertama. Meski tidak harus mewah, para wisatawan
tetap menginginkan layanan transportasi
yang berkualitas, terutama dalam menjamin
kenyamanan, keamanan dan terutama
keselamatan. Untuk itu, Indra mengatakan bahwa
pemerintah sangat memerlukan operator-
operator transportasi, terutama transportasi darat
yang berperan besar dalam memindahkan orang
dari satu titik ke titik lain.
Indra mengambil contoh promosi Labuan Bajo
sebelum populer. “Kami berhasil meyakinkan
berbagai pihak untuk membuka bandara
di Labuan Bajo. Ini mempermudah promosi
pariwisata. Misalnya, ketika Valentino Rossi
berkunjung ke Labuan Bajo dan mengunggah
fotonya ke medsos yang kemudian menjadi
viral, akhirnya berdampak pada gelombang
wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo.
Pada saat itu, kita sudah punya bandara,
sehingga Labuan Bajo mudah dikunjungi,” ujar
pejabat eselon 1 yang gemar jalan-jalan ini. Bluebird merupakan perusahaan taksi yang
sudah terkenal dengan layanan berkualitas.
Pengemudinya sudah dilatih secara profesional
dan tahu jalan. Promosi pariwisata Indonesia
sangat terbantu dengan layanan Bluebird yang
sudah berstandar internasional. ,” ujar Indra
mengakhiri wawancara.
Namun, pengembangan destinasi juga tidak bisa
terlalu bergantung pada bandara. Kecepatan
merupakan fokus utama kementerian pariwisata.
Jika pengadaan bandara dan rute pesawat masih
terlalu lama ditunggu di suatu destinasi baru,
maka pemerintah akan bergerak cepat dengan
mengadakan seaplane (pesawat laut) yang hanya
membutuhkan pelabuhan kecil.
“Ini zaman yang serba cepat. Kita harus
bergerak cepat untuk mencapai tujuan,”
ujar Indra sesuai dengan moto yang tertulis
pada tembok kantornya: “bukan yang besar
mengalahkan yang kecil, tapi yang cepat
mengalahkan yang lambat.”
Transportasi Milenial
Di era digitalisasi ekonomi ini, wisatawan
bepergian dengan prinsip ekonomis dan digital-
DIGITAL EFFECT | Pengembangan
destinasi baru sangat dipengaruhi oleh
budaya digitalisasi.
Mutiara Biru
55