PERTANIAN
Kedelai Naik, 50 Ribu
Pengrajin Mogok
Harga kedelai kembali
naik. Pemerintah tidak
bisa berbuat apa-apa.
Untuk itu 50.000
pengrajin tahu tempe
se-Jabodetabek dan
Jaw Barat akan turun
a
ke jalan. Berdemo
untuk melakukan
mogok massal.
Foto: Istimewa
U
rusan kedelai tak pernah
usai. Walau sejumlah
peraturan dan kebijakan
dibuat ,namun tetap seperti
macan ompong, lemah.
Naiknya dollar kali ini berimbas pada
harga kedelai. Komoditas tahu tempe
kembali terkerek naik. Lagi-lagi importir
yang meraup keuntungan besar.
Pemerintah dinilai tak bisa
mengendalikan harga kedelai yang
kembali naik. Perajin tahu dan tempe
kembali akan mengancam pemerintah
dengan melakukan demo besarbesaran jika harga kedelai tidak stabil.
Sebelumnya aksi mogok sudah dilakukan
oleh perajin, tetapi pemerintah belum
mampu menekan harga kedelai di
pasaran.
“Aksi mogok yang lalu nggak
berimbas sama sekali. Tim Pengkajian
Peran Perum Bulog dalam Stabilitasi
Harga Pangan yang dibentuk presiden
juga tidak memberikan perubahan
apapun mengenai harga kedelai,” kata
Suharto, Ketua Koperasi Tahu Tempe
Indonesia (KOPTI) kepada Agrofarm di
sentra perajin tahu tempe, di Kalideres.
Suharto mengatakan, tim yang
dibentuk president tersebut diketuai oleh
Wakil Menteri Perdagangan sesuai SK
Menko Perekonomian N0. 57/2012. Tim
ini merupakan gabungan kementerian
yang dibantu oleh tenaga ahli.
Sayangnya, pembentukan tim ini tidak
berimbas pada penurunan harga kedelai.
Suharto menambahkan, sebenarnya
tim pengkajian ini sudah pernah
melakukan diskusi. Dari diskusi dan
surveynya tersebut, diperkirakan
pada bulan September harga kedelai
akan mencapai nilai Rp 9.000 rupiah
per kilogram dan pemerintah akan
memberikan subsidi untuk para perajin.
Sayangnya sampai saat ini, Surat
Keputusan (SK) subsidi belum juga turun.
Suharto mengungkapkan, hasil
kajian tim tersebut meleset. Sampai saat
ini harga kedelai termurah masih Rp
7.300 dan harga kedelai kualitas baik Rp
7.900. Nilai ini masih di atas harga yang
diinginkan perajin, yaitu Rp 5.500 per
kilogram. Menurutnya, harga Rp 5.500
merupakan harga yang paling tepat bagi
para perajin.
“Kalau harga masih tak stabil,
kami akan turunkan 50.000 perajin
tahu tempe se-Jabodetabek dan Jawa
Barat. Aksi tersebut akan dilakukan di
depan Istana Negara dan DPR pada
pertengahan Oktober nanti,” katanya.
Suharto menambahkan, tuntutan
yang akan disampaikan berisi tentang
tata niaga kedelai sebaiknya diatur
pemerintah oleh Badan urusan Logistik
(Bulog), kuota impor kedelai yang
dibatasi, dan menentukan stabilitas
harga kedelai.
Menurutnya, jika harga kedelai
ditentukan oleh pemerintah, perajin tahu
tempe bisa diberitahukan beberapa hari
sebelumnya kalau ada kemungkinan
kedelai melonjak. Tetapi saat ini harga
kedelai langsung ditentukan oleh pasar
sehingga harganya tidak stabil. “Harga
kedelai ini sehari saja bisa naik dua kali,”
ungkapnya.
Suharto menambahkan, aksi akan
dilakukan pertengahan bulan Oktober
mendatang. Perajin tahu dan tempe
AgroFarm l Tahun III l Edisi 38 l September 2013
akan mendatangi istana merdeka untuk
melakukan aksi mogok produksi nasional
agar pemerintah mendengar aspirasi
mereka.
Kedelai Impor Tak Bergizi
Ketua Pengawas Gabungan Koperasi
Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti)
Suharto mengungkapkan, kedelai
impor tidak memiliki nilai gizi. “Kalau
yang kita pakai sekarang ini, kedelainya
sebenarnya untuk pakan, bukan pangan.
Jadi memang, kedelai yang enggak ada
gizinya,” ungkapnya.
Karena itu, lanjut Suharto, banyak
perajin tahu menginginkan kedelai lokal,
lantaran lebih bergizi. Selain itu, kedelai
lokal juga lebih bagus untuk produksi
khususnya tahu. “Karena pembuatan
tahu itu prosesnya butuh acinya atau
susunya dari kedelai, sehingga butuh
kedelai yang tua,” jelasnya.
Suharto mengatakan, dari 2,5 juta
ton kebutuhan nasional tiap tahunnya,
hasil panen kedelai lokal tiap tahun
berdasarkan data Kementerian Pertanian
pada 2012, hanya sebesar 835 ribu
ton. Itu pun, ungkapnya, sebagian
besar hasil digunakan kembali untuk
mengembangkan kedelai. “Kalau pun
ada yang dijual, itu jumlahnya enggak
seberapa,” tandasnya. Dian Yuniarni
71