Agro Farm edisi 38 | Page 66

KEHUTANAN Kertas China Menggurita Ekspor RI Turun, Impor Naik “K ertas impor, terutama dari China itu tidak disyaratkan apa-apa, sedang produk-produk kertas Indonesia dipersyaratkan untuk memenuhi aturan-aturan atau persyaratan teknis di negara tujuan ekspor seperti EU Directive, US Lacey Act dan ILPA-Australia,” kata Liana Bratasida, Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) pada Agrofarm. Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-9 di dunia untuk pulp dan peringkat ke-7 untuk produksi kertas. Indonesia pun berpeluang untuk menjadi produsen ke tiga terbesar dalam industri pulp dan kertas di dunia. Kontribusi industri pulp dan kertas terhadap PDB Indonesia adalah sekitar 1,8 – 2% dengan total senilai USD 21 Miliar. Selain itu juga memberikan lapangan pekerjaan secara langsung maupun tidak langsung dengan jumlah total sekitar 2 juta karyawan. Peluang untuk meningkatkan dan memperluas industri pulp dan kertas Indonesia masih terbuka lebar mengingat luas hutan produksi yang 66 66 Foto: Istimewa Industri kertas dan pulp turun. Selain karena krisis yang melanda Amerika dan Eropa, juga semakin banyaknya kertas impor yang masuk dalam negeri dan isu dumping. sudah dialokasikan Kementerian Kehutanan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Dari sekitar 10 juta hektar (ha) untuk Hutan Tanaman Industri (HTI) yang telah dialokasikan, saat ini baru sekitar 5 juta ha yang dikelola, sehingga masih tersisa 5 juta ha. Dari 1 ha HTI dapat dihasilkan 100 – 150 ton kayu sesuai dengan siklus pertumbuhan tanaman Accasia maupun Eucalyptus sekitar 5 -6 tahun. Berdasarkan data RISI, yaitu sebuah lembaga riset internasional yang berkantor pusat di AS, pada Bulan Maret 2013, permintaan pulp dunia pada tahun 2013 adalah 170 juta ton, sedangkan kertas sebesar 139 juta ton, tissue 33 juta ton dan packaging 151 juta ton. “Jadi total permintaan dunia adalah 493 juta ton. Pertumbuhan rata-rata permintaan tissue dan packaging serta produk kertas lainnya an­ ara tahun 2012-2016 diperkirakan t sebesar 4%,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida kepada Agrofarm. Liana mengatakan, kebutuhan kertas dunia diperkirakan akan tumbuh sebesar rata-rata 2,1% per tahun. Di pasar negara-negara berkembang akan tumbuh rata-rata 4,1% per tahun, sedangkan pasar negara maju tumbuh hanya sebesar 0,5% per tahun. Dia menambahkan, peluang pasar di dalam negeri juga masih terbuka untuk ditingkatkan karena konsumsi kertas per kapita per tahun di Indonesia masih sangat rendah yaitu sekitar 32,6 kg. Dibandingkan di negara-negara maju antara lain negara AS 324 kg, Belgia 295 kg, Denmark 270 kg, Kanada 250 kg, Jepang 242 kg, Singapura 180 kg, Korea Selatan 160 kg dan Malaysia 106 kg. “Pada tahun 2011 konsumsi kertas di dalam negeri mencapai sekitar 5 juta ton dan meningkat menjadi 6,8 juta ton pada tahun 2012. Diperkirakan konsumsi kertas akan naik sekitar 4,2% per tahunnya,” tandasnya. Liana menambahkan, total kapasitas produksi pulp dan kertas pada tahun 2013 kurang lebih akan meningkat sekitar 2% dibandingkan pada tahun 2012. 60% produk kertas dalam negeri antara lain kertas fotocopy, coated dan uncoated diekspor ke berbagai negara. Sedangkan 90% produk kertas AgroFarm l Tahun II $????????????M???????????()?????????Q????$?????????????????????((0