KEHUTANAN
Kertas China Menggurita
Ekspor RI Turun, Impor Naik
“K
ertas impor, terutama
dari China itu
tidak disyaratkan
apa-apa, sedang
produk-produk
kertas Indonesia dipersyaratkan
untuk memenuhi aturan-aturan atau
persyaratan teknis di negara tujuan
ekspor seperti EU Directive, US Lacey
Act dan ILPA-Australia,” kata Liana
Bratasida, Direktur Eksekutif Asosiasi
Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) pada
Agrofarm.
Saat ini Indonesia menduduki
peringkat ke-9 di dunia untuk pulp dan
peringkat ke-7 untuk produksi kertas.
Indonesia pun berpeluang untuk
menjadi produsen ke tiga terbesar
dalam industri pulp dan kertas di
dunia.
Kontribusi industri pulp dan kertas
terhadap PDB Indonesia adalah sekitar
1,8 – 2% dengan total senilai USD 21
Miliar. Selain itu juga memberikan
lapangan pekerjaan secara langsung
maupun tidak langsung dengan jumlah
total sekitar 2 juta karyawan.
Peluang untuk meningkatkan
dan memperluas industri pulp dan
kertas Indonesia masih terbuka lebar
mengingat luas hutan produksi yang
66
66
Foto: Istimewa
Industri
kertas dan
pulp turun.
Selain karena
krisis yang
melanda
Amerika dan
Eropa, juga
semakin
banyaknya
kertas impor
yang masuk
dalam negeri
dan isu
dumping.
sudah dialokasikan Kementerian
Kehutanan belum sepenuhnya
dimanfaatkan. Dari sekitar 10 juta
hektar (ha) untuk Hutan Tanaman
Industri (HTI) yang telah dialokasikan,
saat ini baru sekitar 5 juta ha yang
dikelola, sehingga masih tersisa 5 juta
ha. Dari 1 ha HTI dapat dihasilkan
100 – 150 ton kayu sesuai dengan
siklus pertumbuhan tanaman Accasia
maupun Eucalyptus sekitar 5 -6 tahun.
Berdasarkan data RISI, yaitu
sebuah lembaga riset internasional
yang berkantor pusat di AS, pada
Bulan Maret 2013, permintaan pulp
dunia pada tahun 2013 adalah 170 juta
ton, sedangkan kertas sebesar 139 juta
ton, tissue 33 juta ton dan packaging
151 juta ton.
“Jadi total permintaan dunia
adalah 493 juta ton. Pertumbuhan
rata-rata permintaan tissue dan
packaging serta produk kertas lainnya
an ara tahun 2012-2016 diperkirakan
t
sebesar 4%,” kata Direktur Eksekutif
Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia
(APKI) Liana Bratasida kepada
Agrofarm.
Liana mengatakan, kebutuhan
kertas dunia diperkirakan akan
tumbuh sebesar rata-rata 2,1%
per tahun. Di pasar negara-negara
berkembang akan tumbuh rata-rata
4,1% per tahun, sedangkan pasar
negara maju tumbuh hanya sebesar
0,5% per tahun.
Dia menambahkan, peluang
pasar di dalam negeri juga masih
terbuka untuk ditingkatkan karena
konsumsi kertas per kapita per tahun
di Indonesia masih sangat rendah
yaitu sekitar 32,6 kg. Dibandingkan di
negara-negara maju antara lain negara
AS 324 kg, Belgia 295 kg, Denmark
270 kg, Kanada 250 kg, Jepang 242 kg,
Singapura 180 kg, Korea Selatan 160
kg dan Malaysia 106 kg.
“Pada tahun 2011 konsumsi kertas
di dalam negeri mencapai sekitar 5 juta
ton dan meningkat menjadi 6,8 juta
ton pada tahun 2012. Diperkirakan
konsumsi kertas akan naik sekitar 4,2%
per tahunnya,” tandasnya.
Liana menambahkan, total
kapasitas produksi pulp dan kertas
pada tahun 2013 kurang lebih akan
meningkat sekitar 2% dibandingkan
pada tahun 2012. 60% produk kertas
dalam negeri antara lain kertas
fotocopy, coated dan uncoated
diekspor ke berbagai negara.
Sedangkan 90% produk kertas
AgroFarm l Tahun II $????????????M???????????()?????????Q????$?????????????????????((0