Agro Farm edisi 38 | Page 64

Foto : Bimo imperium harga Rp 70 ribu, ini lucu menurut saya, karena petani sudah beli di angka Rp 75 ribu. Disini petani dirugikan. Dihitung-hitung oleh Pak Teguh Boediyana (Ketua Umum PPSKI,red) ratusan ribu peternak sapi nasional bakal menanggung rugi Rp 1,8 triliun akibat kebijakan pemerintah mempercepat impor daging dan sapi bakalan dalam rangka stabilisasi harga. Karena petani sudah kadung membeli. Di pemeliharaan berikut dia beli sapi Rp 33 ribu per kilo berat hidup, sekarang harus dijual Rp 28 ribu per kilo berat hidup. Kalau pemerintah mau menurunkan harga, itu kan pemerintah tidak bijak. Harga itu sudah terbentuk. Kalau kita mau mengembalikan harga semula harus bertahap. Daging Bulog, ditolak karena dikontrak, feedlot harus menjual harga sekian, dan menjual sekian. Ini kan di kartel. Disini kan tidak sehat. Dan tidak dilepas sesuai dengan mekanisme pasar. Populasi sapi Indonesia terus merosot. Peternak khawatir kondisi ini akan kembali menurunkan daya saing ternak sapi loka, dan sapi 64 64 impor akan kembali merajai pasar dalam negeri. Bagaimana Anda melihat hal ini? Ini jelas kalau kita kembali pada kejadian tahun 1998 pada tahun krisis itu, terjadi impor besar-besaran, populasi naik. Begitu juga harganya mahal sekali. Ini akan terjadi lagi pada kejadian seperti tahun krisis tersebut. Impor secara besar-besaran populasi meningkat, secara alami petani yang rugi dia tidak akan jual sapinya. Petani bukan perusahan besar seperti petani di Australia, hampir 90 persen sapi yang ada di Tanah Air hasil dari peternakan rakyat. Gak untung petani gak akan jual. Kejadian 1998 akan terjadi lagi pada tahun ini, peningkatan populasi yang normal. Seperti halnya sekarang, kemarin dia tidak jual kalau harganya turun. Harapan dia nanti di lebaran haji, yang diharapkan bukan kilogram hidup tapi kecantikan dari sapi itu. Mengapa diintervensi di lebaran haji, karena orang tidak memakan daging, tapi orang beli sapi yang dagingnya untuk didistribusikan. Dia beli cantikya sapi lalu dipotong dan dibagikan. Orang memerlukan sapi hidup, sapi Australia tidak akan laku. Ini kan salah persepsi lagi. Bagaimana pemerintah dalam membina petani sapi dan kerbau di Indonesia saat ini? Semuanya di atas kertas saja, seperti contoh village breeding center daerah-daerah yang dibina pemerintah untuk pembibitan. Village breeding center yang dilakukan untuk membina petani-petani sapi di sana, tapi pada kenyataan di lapangan yang saya lihat tidak ada. Harusnya village breeding center adalah perkampungan yang menghasilkan bibit, bakalan dan harusnya diberi insentif. Petani dan peternak di wilayah itu dikasih kredit dengan bunga bank yang rendah, sehingga ia menghasilkan bibit. Jadi pembinaannya, saya lihat hanya di atas kertas saja. Semua di pembukuannnya ada, tapi dalam operasionalnya tidak menghasilkan. Satu contoh populasi kenapa turun, berarti tidak melakukan pembinaan. Bagaimana Anda melihat program swasembada daging yang ditarget pemerintah tahun 2014? Swasembada daging yang ditarget pemerintah dengan sendirinya dinyatakan gagal dengan terbitnya Kepmendag No. 699/M-DAG/ Kep/7/2013 tentang stabilisasi harga daging dan Permentan No.74/ Permentan/PD.410/7/2013. Pada implementasinya, pemerintah telah membuka keran impor sapi yang cukup besar dalam rangka stabilisasi harga. Pada kasus ini, atas kebijakan tersebut memberikan indikasi bahwa sebenarnya PSDSK 2014 telah gagal dengan sendirinya. Pasalnya, salah satu tolok ukur dari swasembada daging sapi adalah rasio impor dengan produksi daging sapi di dalam negeri berkisar 10-15 %. Namun realitanya di tahun 2013 impor yang semula dipatok sekitar 15 %, kini akan melebihi dari 20% dengan tujuan agar harga daging sapi turun mencapai sekitar Rp 75.000,00/ kg sehingga tidak lagi meresahkan masyarakat. Rasio impor secara otomatis sudah melanggar blue print mereka sendiri. Secara de facto sudah seperti itu. Bagaimana solusi dari PPSKI terhadap persoalan daging di tanah air? Harus ada paket kebijakan komperhensif. Satu contoh, misalnya kebijakan ini harus sejalan dengan kebijakan pembinaan RPH, village breeding center, kebijakan transportasi harus diselesaikan dengan cara ini. Bulog ditunjuk pemerintah untuk mengurusi daging nasional, bagaimana seharusnya kinerja Bulog? Menurut saya Bulog harus bermain cantik. Bulog bukan hanya bermain di distribusi atau penyaluran. Kenaikan harga daging, ada satu keinginan pasar yang harus dimengerti Bulog. Contoh di Hari Raya yang dibeli daging, jeroan tidak dibeli, keuntungan jagal dari mana? AgroFarm l Tahun III l Edisi 38 l September 2013 GeoEnergi l Tahun I l Edisi 06 l Desember 2010