Agro Farm edisi 38 | Page 55

Foto: Bimo Iskandar Sulaeman Iskandar Sulaeman bersama Dahlan Iskan program agar ada nilai tambah bagi perusahaan. Keunggulan program ini adalah zero waste untuk melestarikan ekosistem. Limbah sawit dapat diolah menjadi pakan ternak sapi, kemudian kotorannya dibuat pupuk. “Kalau ini berhasil, pasti semua pengusaha sawit akan melakukan ini. Imbasnya Indonesia dapat swasembada daging sapi,” tandasnya ketika ditemui di sela acara Expo Nasional Inovasi Perkebunan (ENIP). Iskandar menambahkan, potensi yang dapat dihasilkan jika program ini berjalan, peternakan sapi sebanyak 18 juta ekor. Idealnya satu hektar kebun sawit dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan 2 ekor sapi. Kalau lahan sawit yang ada saat ini sebanyak 9 juta hektar, maka potensinya ada 18 juta ekor sapi yang dapat diternakkan dengan cara ini. Iskandar mengatakan, ini dapat menghemat biaya untuk pakan ternak sapi , karena berasal dari limbah sawit. Harga pakan ternak biasa mencapai Rp 3.000 per kilogram, sedangkan pakan dari limbah sawit senilai Rp 1.200 per kilogram. Dalam beternak sapi tidak dilepas di kebun sawit, namun dikumpulkan dalam satu tempat. Kemudian pelepah sawit dihaluskan dan dicampur dengan inti sawit. Barulah diberi makan ke sapi. “Saat ini perusahaan mempunyai 2.000 ekor sapi. Satu hektar bisa untuk dua sapi, namun sekarang dicoba satu hektar satu sapi,” ujarnya. Persoalan sekarang, katanya, bibit sapinya belum memadai untuk tambahan program integrasi sawit dengan sapi. Di Indonesia masalahnya bukan pada pakan ternak, tapi bibit sapinya yang kurang. Program ini dilakukan di Desa Muhajirin, Kabupaten Muarojambi, Jambi, seluas 2.000 hektar dengan jumlah sapi 2.000 ekor. “Perusahaan siap menampung bibit sapi bila pihak pemerintah menyiapkan dari lokal maupun impor. PTPN VI sanggup menambah sapi di kebun sawit sekitar 2.000 sampai 5.000 ekor sapi lagi,” ujar Iskandar Dia menambahkan, perusahaan tahun ini ada rencana menambah dua pabrik kelapa sawit (PKS) masingmasing kapasitas produksinya 30 tandan buah segar (TBS) per jam. Lokasinya di kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan Tanjung Jabung Timur, Jambi. Investasi satu PKS mencapai Rp 70-80 miliar. Rencananya tahun depan baru bisa beroperasi. Iskandar memaparkan, produksi minyak sawit mentah (CPO) perusahaan sekitar 20.000 sampai 25.000 ton per bulan. Dimana 70% kebun sawit dikelola oleh petani plasma dan sisanya 30% milik perusahaan. Sekarang perusahaan mempunyai tujuh PKS di daerah Jambi dan Sumatera Barat. Sementara itu produktivitas kebun sawit PTPN VI lumayan tinggi, sudah mencapai 22 ton TBS per ha. Iskandar mengakui, perusahaan belum berencana terjun ke produk hilir sawit lantaran pertimbangan masalah pelabuhan, infrastruktur jalan dan pasar. “Namun pemasaran produk turunan ini masih juga sulit. Makanya AgroFarm l Tahun III l Edisi 38 l September 2013 kemampuan menguasai teknologi harus dibarengi dengan strategi pemasaran yang baik juga,” tukasnya. Untuk target perluasan areal kebun sawit, katanya, selama lima ta [??Y[??\ZH ?? K??Z?\?[??ZZ?XB??Y[??Y[??\?H??\?H?X?[??]?]??\?K??[]\[?[???H?X][?H?\?B?Y[\\??Z ? K???[Z[?]KY[?\?]?XK\?\?ZX[??\?\?Y[??[X?[???[??X?[??Z?\?[?H[??[?[??X[[?Z?\?\?ZX[??Z?\?[??][ZH[?[???\?\?ZX[?[ZY[???[?Z?[?[?\??B?\??\?Z?[?[[H???\???Z??K?[?B?Y\?\Z?[??]H\????[?[?[???\?[?H?Z?HX\?ZY[???[?Z?[???B?\?\?ZX[??\?HY\?Y?K???'?X?[[[?XHY[???[?Z?[??[??] ???][Z?\?[ZY[???[?Z?[?Z[?ZY??\?\?ZX[?Y[??YH[?[??Z[B?\?H\?ZHZ?Y?HY[??\ZH? ???Z[X\??Z?\?[???YZY\?]\X?B??X?\?\?? HZ[X\?8?'HZ?\??XK??Y[?\?]?XK[?Z?\??X?[?[??Z?[[H?\?[??[?HZ?[??HZ[???\?[?H\?\?ZX[?X?ZY[Y[?[???[??Y[Z?Z?[?[?[??Y?Z?\?H[?\?[XZ?X[??[?[X[? ?\[?[??HZ ?X\?\?X[??X?[?Z?Z?]\? ?L H[???\?[?XB?H?^]H\???[X?K???'???[H?\[?[??[Z?Z?[???X?\?H?\?Z\ ?Z[?[?H\\??\?Z?[??YH ? KZ?X[??XHY?\????Z?]?]\?[?[X[?ZY[?[???] ????Z?]?]\?[?[X[?Z\?\?ZX[???YZY[??\ZH ??\?H[??\??]?XH\]Y[?[???]Y[??YH ? B??\?K8?'H[???\?XK???[YY??[????MB??