Agro Farm edisi 38 | Page 44

Laporan Utama Soal Kisruh Kartel Bawang Putih Erik Satrya Wardhana, Wakil Ketua Komisi VI DPR: Harus Dicari Siapa Yang Bertanggungjawab W akil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi Hanura, Erik Satrya Wardhana mengapresiasi investigasi yang dilakukan KPPU untuk mengusut dugaan praktik kartel di komoditas bawang putih. “Dugaan praktik kartel memang begitu kuat, karena harga terangkat ke tingkat yang tidak wajar,” ucap Erik dalam perbincangan dengan Agrofarm. Sebelumnya, KPPU dalam Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) menduga 19 importir bawang putih, Menteri Perdagangan, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan dan Balai Karantina Kementerian Pertanian melanggar pasal 24 UU Nomor 5/1999,yakni bersekongkol dengan pihak lain untuk menghambat persaingan dengan memainkan pasokan. Erik berharap KPPU dapat secepatnya menuntaskan investigasinya dan memutuskan siapa-siapa yang bersalah dari pihak yang terlibat. Bagaimana dengan tiga terduga 44 44 yang ikut kongkalikong dari unsur pemerintah? “Itu saya kira terlalu dini. Bahwa pemerintah salah ya, jelas salah karena dengan kewenangan yang begitu kuat untuk merumuskan kebijakan, ternyata tidak mampu mengatasi lonjakan harga bawang putih,” tegasnya. Namun, untuk sampai pada kesimpulan pihak pemerintah, dalam hal ini Menteri Perdagangan, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan dan Balai Karantina Kementerian Pertanian bersekongkol melakukan kartel, harus diperiksa secara mendalam. “Proses pemeriksaan dijalani saja, dan pihak-pihak yang terduga harus diberikan kesempatan seluasnya menyampaikan sanggahan,” pinta Erik. Naiknya harga bawang putih awal tahun 2013 bisa saja disebabkan karena kelalaian pemerintah dalam melakukan perhitungan terhadap kebutuhan rakyat untuk sejumlah komoditas yang dibutuhkan, khususnya bawang putih. “Tetapi harga naik dan tidak terkendali, itu harus diakui Foto: Bimo Harga bawang putih sudah kembali normal. Saat ini sekitar Rp 20.000 – Rp 30.000 per kilogram. Sepanjang akhir tahun lalu hingga Maret 2013, harga komoditas holtikultura ini meroket tajam tak terkendali. Meski kran impor telah dibuka, harga tetap tak kunjung turun. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) turun tangan memeriksa pihak terkait. Kesimpulan investigator KPPU menyatakan bukan hanya 19 perusahaan importir terindikasi kartel, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian ditengarai ikut bermain. Bagaimana kelanjutannya ? pemerintah sebagai sesuatu kegagalan. Siapa yang menyebabkan gagal, harus dicari dan diperbaiki. Jangan sampai berulang lagi ke depannya,” katanya. Menurutnya, kesalahan belum tentu ada pada seorang menteri. Bisa saja ada kelemahan koordinasi. “Secara umum, saya melihat kegagalan pemerintah memenuhi kebutuhan bahan pokok di sektor pertanian, dan melindungi pasar di dalam negeri adalah karena kegagalan dalam perencanaan dan koordinasi,” tegas Erik. Diungkapkan, koordinasi antara Mendag dan Mentan baru dievaluasi setelah terjadi krisis bahan pokok seperti bawang merah, bawang putih dan daging. Padahal, seharusnya itu sudah harus diantisipasi saat perencanaan dilakukan. Meski tak mau mencampuri pemeriksaan yang tengah dilakukan KPPU, Erik mengaku prihatin dengan perencanaan dan pengawasan yang dilakukan pemerintah dalam menjaga stabilitas komoditas pangan dan holtikultura di dalam negeri. AgroFarm l Tahun III l Edisi 38 l September 2013 GeoEnergi l Tahun I l Edisi 06 l Desember 2010