editorial
to
an
Oleh: Rubiy
I
Menunggu
Dahlan
& Jokowi
mpor dan terus impor. Akibat itu maka segala
produk pangan tidak pernah tenang. Selalu
gonjang-ganjing. Kartel, politik dan ekonomi
negara penghasil dituding sebagai penyebab.
Jika belum manjur, maka iklim adalah kambing
hitam yang layak dituding.
Kita semua harus menyadari, bahwa hampir
semua kebutuhan bahan pokok kita masih belum
dapat dicukupi oleh hasil pertanian dalam negeri.
Hal ini adalah kegagalan rezim politik pangan yang
tidak mengedepankan kemandirian untuk menuju
ketahanan pangan.
Kondisi ini akan bertambah buruk dengan
melemahnya nilai tukar rupiah yang sudah berada
pada equilibrium baru. Dulu berada pada kisaran Rp
9.000 sampai Rp 10.000, sekarang ada pada kisaran
sebelas sampai duabelas ribu rupiah. Artinya apa?
Inflasi berjalan naik. Belum nanti pengaruh konflik
Suriah yang masih memanas jika Amerika Serikat jadi
menginvasinya.
Kita tidak hendak menyalahkan siapa-siapa.
Presiden SBY mungkin sudah berpikir keras untuk
menelorkan kebijakan dalam rangka merespons itu
semua. Tapi rasanya itu tidak cukup. Kita semua
rakyat Indonesia memerlukan dan mendambakan
seorang pemimpin yang transformatif. Yang dapat
membakar semangat rakyatnya untuk bergerak bangkit.
Pemimpin yang mau terjun bersama-sama menanam
jagung di kebun kita sendiri tanpa kikuk. Menanam
kedelai dengan bibit yang baik. Menanam bawang sesuai
pola tanam. Menanam padi dengan bibit unggul.
Kendati bukan tidak ada hambatan, karena harus
tersedia tanah yang semakin sempit akibat alih lahan,
tapi rakyat merasa terayomi dan merasa memiliki.
Rakyat sejak dulu tunduk pada pemimpinnya karena
sikap itu. Tetapi dimanakah pemimpin kita yang seperti
itu sekarang? Apakah pemimpin yang selalu mendapat
pujian atas pidato-pidatonya di luar negeri itu? Tentu saja
tidak. Tapi dimana dan siapa dia?
Mungkin pemimpin yang diharap rakyat itu sudah
berada di tengah-tengah kita. Barangkali figur yang
dalam pakem Jawa disebut Satrio Piningit itu maujud
dalam sosok Dahlan Iskan yang Meneg BUMN itu, yang
memerintahkan BUMN menanam padi agar pangan
rakyat tercukupi. Atau Jokowi yang sekarang masih
menjabat sebagai Gubernur DKI?
Sebab pemimpin yang kita perlukan sekarang adalah
sosok-sosok seperti itu. Mereka yang merakyat dan
bekerja melebihi tugasnya demi kemakmuran rakyatnya.
Ya kita berpikir, kini sudah saatnya keluar dari pingitan
berpikir dan bertindak.
Penerbit: PT Multimedia Internetindo,
Pemimpin Umum: Rubiyanto Wakil Pemimpin Umum:
Sabrun Jamil Pemimpin Redaksi & DIREKTUR
OPERASIONAL : Djoko Su’ud Sukahar DIREKTUR
KEUANGAN & GENERAL AFFAIR: Artika Prianti Dewan
Redaksi: Sabrun Jamil (Ketua), Rubiyanto, Djoko Su’ud
Sukahar Redaksi: Beledug Bantolo, Dian Yuniarni, Irsa Pitri D, Iin Achmad, Mieke Yulianty, Tanmalika Malik FOTO & RISET:
Bimo Hariyadi Desain Grafis: Allamandha IT: Ahmad Subhan Account Executive: Ocha Witnesteka Miela Putra
MARKETING: M. Ashim Islam Biro Medan: Edy Saputra Sekretaris Redaksi: Dian Ayu UMUM: M Yasin Sirkulasi:
Rudi Kamaludin, Vidra keuangan: Karyono PERWAKILAN: Dewi Kinanti (Medan), Semar Suwito 0857 4687 7024 (Surabaya),
Fathurrohman 081 373 063 378 (Bangka Belitung)
Wartawan AgroFarm tidak dibenarkan menerima imbalan dari narasumber berkaitan dengan tugas jurnalistik.
Alamat Redaksi & Usaha:
Jl. Sungai Sambas 6 No. 1
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12130
Telp. 021-7229318 Fax. 021-7229317
email: [email protected][email protected][email protected]
@agrofarm_
Majalah AgroFarm
www.agrofarm.co.id