Agro Farm edisi 38 | Page 12

cover story cover story Ir. Enny Ratnaningtyas, MS, Direktur Minuman dan Tembakau, Direktorat Jendral Industri Agro Kementerian Perindustrian Banyaknya kopi instan impor masuk Indonesia membuat industri dalam negeri gerah. Pasalnya kopi-kopi yang masuk itu tidak real kopi, karena dicampur dengan berbagai macam campuran, sehingga bisa dijual dengan harga yang murah. Kondisi ini membuat industri kopi instan dalam negeri kesulitan untuk bersaing. “U ntuk itu diperlukan SNI kopi instan. SNI kopi instan yang diberlakukan sejak 1992 penerapannya kurang ketat. Seharusnya dicek ulang untuk melihat parameternya soal pencemaran mikroba. Namun sampai tahun itu belum ada konsensus untuk parameter mikroba ini,” ujar Ir Enny Ratnaningtyas, MS Direktur Makanan dan Tembakau Direktorat Jendral Industri Agro Kementerian Perindustrian pada Agrofarm, di Jakarta Enny menuturkan, ketika itu, BPOM melihat mikroba dari cemaran menjadi ukuran, sehingga menurut industry, cemaran mikroba perlu direvisi karena terlalu ketat. Tidak perlu seketat itu, toh industri susu highlights tidak setinggi itu, sehingga perlu direvisi. Revisi itu tidak terlaksana, terbentur oleh aturan BPOM, karena tidak sinkron, badan POM tidak bisa mengeluarkan ijin edar. “Kita harus sesuaikan dan mengirim surat usulan ke BPOM, dan BPOM akhirnya menerima. Tapi dalam pertemuan berkembang, begitu kita mau menggunakan SNI wajib, mana sih kepentingan yang kita hambat dari produk impor. Awalnya banyak produk-produk impor yang masuk di Indonesia yang tidak real kopi. Dicampur ranting, sampai dicampur segala macam sehingga harga murah, “ tandas Enny. 12 12 Yang disayangkan, lanjut wanita berkerudung ini, impor kopi instan ke Indonesia menggunakan pos tarif (HS/ harmonized system) kopi yang bebas masuk. Padahal 50% kandungan kopi instan impor tersebut adalah gula. “Kopi instan masuk di Indonesia dalam bentuk bal yang sudah dicampur sehingga tidak diketahui mutunya seperti apa, ada creamer, gula. Ini sangat mengganggu industri kopi instan yang ada di dalam negeri yang menggunakan real kopi, dan harganya cukup tinggi. Untuk itu harus diwajibkan SNI,” kata Enny lagi. Kata Enny, perlu parameter untuk menilainya. Mana kopi yang bisa masuk dengan HS. Yang bisa dipegang adalah kafein. Jika ditambah gulanya, banyak kafeinnya tentu tidak sesuai standar. Kemudian, glukosa, dan xilosa kopi instan itu. Kalau ada ikutan gula yang banyak sehingga kandungan gulanya tinggi akan terkena aturan itu. “Ini pentingnya wajib SNI. Kalau tidak diikuti persyaratan akan kita tolak,”cetus Enny. Menurut Enny, selama ini yang menjadi masalah adalah di HS-nya. Ada dua, pertama kopi instan, dan kedua HS lain-lain. Bisa saja HS-nya kopi in ?[??\HX\?Z?]?]?Z[?[Z[?X[???\?\?HYZ?\??[?H?H?Z?X????Z?\?[??[?HYH ??[?\???HX[???YZ?K?][ZH\?H??H?[K??B??X[Y\???H?\?H?[K???[Z^ ??B?[??[???H][K[???H?[\ ?8?'?Z??????[[????H[??[??[\??Z?X??B??[]H?]HY[?\?\?[???H[??[??[\??Z?X??Z?\?[??XH[\?Z?ZB??Z[?[Z[??\?[?H\?[?XHYH?]][??X[??Z?[?Z?[???K???H?\?H?Z?B?Z?H\?HX?[?\?[?? ?\?H H?[\[X[??Z?[?[\??[?K8?'HZ?\??XK??YH[?[?XK[??][??K\?[Y]\??]H?YZ\?\Z?]K[?[[B??Z?HZ?][?H?\?H?\?Z?K??Z?\?[??X\?ZYH???\?H?Y[??[?\???\?[?[ ??K?8?'?]H?[[??\?[??Y[?[???H??Y\??K??Y?]H?]HZ?[??Y[?\?\?[?X?Z?[?XK?]H?X\?[??\?[Y]\??XK\?\??[X\???[?XK?[?B?Y?\?XHY[?\?H???[?]?8?'H?[\?XK???Y?]H?Y?H[?Z???KZ??HX[??Z[??XKZ?[?Z?Z?H[[??[?\?B?\?]?\?K?]\?\?[??Z?X??X[X[?[???\?Z][?[?[???[??[? ?? Kp?]\B??[??[??[\ZHY[X?X?[?H[?XH\?ZK???'?]X\?[[?]Z?H]H?\?\?H??? ?\?B?Y[Z]?\?X\[?[?\??HX[???\?XZ[??H??H[??[?X[??[p?H]?[???[XZ?[?????[?XZ?X[??]Z?Hp?H[Y]\??XK]Z?B???XZ?[??[XZ?[?XZ[ ?\HX]HYZ?X]HX[???p?H[?XH??H[??[?]B?B??X?Y?ZH?\??Y\??]K??[[XH[?H??KZ??B??[??KXH?\?H?[KXH?[\\?[???[[H[?HXH?X]?[?\?KX??Z?Y[??[\\??Y[Z??H[??[??\?]?\?] 8?'H[p?X?Z?XK???[Y[?\?X[?\?[?\??X[???X?Y?ZH[X?[?H[?\??H?\?\^XB?Y[?[???]?[???Z?[HX[??Y[\[?XZH?[ZH[X?Z ?8?'?[]B?[[H?Y?\?HYK?[?\HXHYZ??[K\H?[?\HXH[\???]H[?XB??\?HX[???\??YKX?YHX[???\?H?]B??[X?[???[?\H??H?]HX?[\\????H?]H?Z?[?XH?[XK8?'H[?\?[??K??\??H?]?B??Y??\?HZ[?RRHY\?H ??\[X?\? ? L???[?[?\??HZ[?HY\?H ?\?[X?\? ? L??