cover story
cover
story
Ir. Enny Ratnaningtyas, MS,
Direktur Minuman dan Tembakau, Direktorat Jendral
Industri Agro Kementerian Perindustrian
Banyaknya kopi instan impor masuk Indonesia
membuat industri dalam negeri gerah. Pasalnya
kopi-kopi yang masuk itu tidak real kopi, karena
dicampur dengan berbagai macam campuran,
sehingga bisa dijual dengan harga yang murah.
Kondisi ini membuat industri kopi instan dalam
negeri kesulitan untuk bersaing.
“U
ntuk itu diperlukan
SNI kopi instan. SNI
kopi instan yang
diberlakukan sejak
1992 penerapannya
kurang ketat. Seharusnya dicek ulang
untuk melihat parameternya soal
pencemaran mikroba. Namun sampai
tahun itu belum ada konsensus untuk
parameter mikroba ini,” ujar Ir Enny
Ratnaningtyas, MS Direktur Makanan
dan Tembakau Direktorat Jendral
Industri Agro Kementerian Perindustrian
pada Agrofarm, di Jakarta
Enny menuturkan, ketika itu, BPOM
melihat mikroba dari cemaran menjadi
ukuran, sehingga menurut industry,
cemaran mikroba perlu direvisi karena
terlalu ketat. Tidak perlu seketat itu, toh
industri susu highlights tidak setinggi
itu, sehingga perlu direvisi. Revisi itu
tidak terlaksana, terbentur oleh aturan
BPOM, karena tidak sinkron, badan
POM tidak bisa mengeluarkan ijin edar.
“Kita harus sesuaikan dan mengirim
surat usulan ke BPOM, dan BPOM
akhirnya menerima. Tapi dalam
pertemuan berkembang, begitu kita
mau menggunakan SNI wajib, mana
sih kepentingan yang kita hambat
dari produk impor. Awalnya banyak
produk-produk impor yang masuk di
Indonesia yang tidak real kopi. Dicampur
ranting, sampai dicampur segala macam
sehingga harga murah, “ tandas Enny.
12
12
Yang disayangkan, lanjut wanita
berkerudung ini, impor kopi instan ke
Indonesia menggunakan pos tarif (HS/
harmonized system) kopi yang bebas
masuk. Padahal 50% kandungan kopi
instan impor tersebut adalah gula. “Kopi
instan masuk di Indonesia dalam bentuk
bal yang sudah dicampur sehingga tidak
diketahui mutunya seperti apa, ada
creamer, gula. Ini sangat mengganggu
industri kopi instan yang ada di dalam
negeri yang menggunakan real kopi,
dan harganya cukup tinggi. Untuk itu
harus diwajibkan SNI,” kata Enny lagi.
Kata Enny, perlu parameter untuk
menilainya. Mana kopi yang bisa masuk
dengan HS. Yang bisa dipegang adalah
kafein. Jika ditambah gulanya, banyak
kafeinnya tentu tidak sesuai standar.
Kemudian, glukosa, dan xilosa kopi
instan itu. Kalau ada ikutan gula yang
banyak sehingga kandungan gulanya
tinggi akan terkena aturan itu. “Ini
pentingnya wajib SNI. Kalau tidak diikuti
persyaratan akan kita tolak,”cetus Enny.
Menurut Enny, selama ini yang
menjadi masalah adalah di HS-nya. Ada
dua, pertama kopi instan, dan kedua
HS lain-lain. Bisa saja HS-nya kopi in ?[??\HX\?Z?]?]?Z[?[Z[?X[???\?\?HYZ?\??[?H?H?Z?X????Z?\?[??[?HYH
??[?\???HX[???YZ?K?][ZH\?H??H?[K??B??X[Y\???H?\?H?[K???[Z^??B?[??[???H][K[???H?[\?8?'?Z??????[[????H[??[??[\??Z?X??B??[]H?]HY[?\?\?[???H[??[??[\??Z?X??Z?\?[??XH[\?Z?ZB??Z[?[Z[??\?[?H\?[?XHYH?]][??X[??Z?[?Z?[???K???H?\?H?Z?B?Z?H\?HX?[?\?[???\?H
H?[\[X[??Z?[?[\??[?K8?'HZ?\??XK??YH[?[?XK[??][??K\?[Y]\??]H?YZ\?\Z?]K[?[[B??Z?HZ?][?H?\?H?\?Z?K??Z?\?[??X\?ZYH???\?H?Y[??[?\???\?[?[
??K?8?'?]H?[[??\?[??Y[?[???H??Y\??K??Y?]H?]HZ?[??Y[?\?\?[?X?Z?[?XK?]H?X\?[??\?[Y]\??XK\?\??[X\???[?XK?[?B?Y?\?XHY[?\?H???[?]?8?'H?[\?XK???Y?]H?Y?H[?Z???KZ??HX[??Z[??XKZ?[?Z?Z?H[[??[?\?B?\?]?\?K?]\?\?[??Z?X??X[X[?[???\?Z][?[?[???[??[?
??
Kp?]\B??[??[??[\ZHY[X?X?[?H[?XH\?ZK???'?]X\?[[?]Z?H]H?\?\?H????\?B?Y[Z]?\?X\[?[?\??HX[???\?XZ[??H??H[??[?X[??[p?H]?[???[XZ?[?????[?XZ?X[??]Z?Hp?H[Y]\??XK]Z?B???XZ?[??[XZ?[?XZ[?\HX]HYZ?X]HX[???p?H[?XH??H[??[?]B?B??X?Y?ZH?\??Y\??]K??[[XH[?H??KZ??B??[??KXH?\?H?[KXH?[\\?[???[[H[?HXH?X]?[?\?KX??Z?Y[??[\\??Y[Z??H[??[??\?]?\?]8?'H[p?X?Z?XK???[Y[?\?X[?\?[?\??X[???X?Y?ZH[X?[?H[?\??H?\?\^XB?Y[?[???]?[???Z?[HX[??Y[\[?XZH?[ZH[X?Z?8?'?[]B?[[H?Y?\?HYK?[?\HXHYZ??[K\H?[?\HXH[\???]H[?XB??\?HX[???\??YKX?YHX[???\?H?]B??[X?[???[?\H??H?]HX?[\\????H?]H?Z?[?XH?[XK8?'H[?\?[??K??\??H?]?B??Y??\?HZ[?RRHY\?H??\[X?\??L???[?[?\??HZ[?HY\?H
?\?[X?\??L??