Digital publication | Page 13

Melihat seluruh latar belakang tersebut, PPI Dunia pada tanggal 17 Agustus 2016 bertepatan dengan HUT RI yang ke 71, mendeklarasikan “Go for Nuclear Energy”. Deklarasi ini mengatasnamakan pelajar Indonesia di seluruh dunia dan kemudian dibentuklah Tim Kajian Nuklir PPI Dunia yang diketuai oleh Dwi Rahayu, mahasiswa master bidang Teknologi dan Fisika Nuklir, National Research Nuclear University, Russia. Pemuda Pemudi Indonesia berfikir bahwa sudah saatnya Indonesia menggunakan nuklir untuk pembangunan Indonesia. Pembentukan tim kajian nuklir ini bukan semata-mata hanya dibentuk untuk mahasiswa Indonesia yang mendalami ilmu sains, namun lebih kepada kecintaan pemuda-pemudi terhadap tanah airnya, Indonesia.

Tim Kajian Nuklir PPI Dunia yang diketuai oleh Dwi Rahayu ini memiliki anggota yang tersebar di seluruh dunia dan tidak hanya dari kalangan ‘nuklir’ saja. Tim Kajian Nuklir ini memiliki anggota di bidang energi (nuclear engineering dan energy engineering), dan sosial (Hubungan Internasional, psikologi lingkungan). Amggota yang tersebar berasal dari PPI Dunia utusan negar masing-masing seperti Indonesia, Singapura, Amerika Serikat, Thailand. Jepang, Prancis, Spanyol, Rusia dan Korea Selatan.

Tugas utama dibentuknya Tim Kajian Nuklir ini adalah memberikan informasi, mengedukasi, dan mensosialisasikan masyarakat Indonesia tentang energi nuklir untuk dijadikan sebagai sumber energi Indonesia. Menurut Dwi Rahayu, menjadikan nuklir sebagai bagian dari sumber energi Indonesia sebenarnya bukanlah PR yang susah, yang tersulit adalah membuat masyarakat Indonesia percaya dan bisa menerima bahwa nuklir itu tidak berbahaya dan lebih banyak manfaatnya daripada kekurangannya. Sangat disayangkan bahwa masyarakat Indonesia sudah terlanjur didoktrin dari masa sekolah ketika belajar tentang sejarah Indonesia. Dalam buku sejarah, disebutkan tentang bom Hiroshima dan Nagasaki yang merupakan penggunaan senjata nuklir masa perang untuk pertama dan terakhir kalinya dalam sejarah. Dari situlah lebih banyak masyarakat Indonesia yang mengatakan bahwa nuklir itu berbahaya dibandingkan dengan masyarakat Indonesia yang berkata bahwa nuklir lebih banyak manfaatnya lebih dari yang kita duga.

Tim Kajian Nuklir PPI Dunia akan bekerja selama 10 bulan dan berharap agar masyarakat Indonesia menjadi ‘melek’ teknologi dan mendukung agar pemerintah segera menjadikan Nuklir sebagai bagian dari sumber energi. Para anggota Tim Kajian Nuklir yang terdiri dari mahasiswa Indonesia di seluruh dunia ini bekerja murni berdasarkan kecintaannya terhadap tanah air dan peduli terhadap perkembangan Indonesia kedepannya dalam jangka panjang.

Melihat dari negara-negara lainnya, Indonesia sudah jauh tertinggal dalam hal penggembangan sumber energi nuklir sendiri, dan kita bisa melihatnya sendiri bagaimana sebuah negara yang menggunakan nuklir sebagai sumber energi lebih maju dibandingkan dengan negara-negara yang tidak menggunakan nuklir. Negara-negera yang mengoperasikan reactor dan masih berencana untuk membangun reactor baru adalah Amerika Serikat, Rusia dan Cina. Indonesia sendiri belum memiliki reaktor nuklir dan masih dalam perencanaan untuk pembangunan reaktor, entah rencana tersebut akan terlaksana atau tidak.

Setiap sumber energi memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Namun diantara seluruh kekurangan dan kelebihan tersebut, Indonesia harus segera memiliki sumber energi yang stabil dan bisa digunakan untuk jangka waktu yang panjang. Pembangunan sebuah reaktor nuklir membutuhkan waktu yang lama, minimal 10 tahun dan itu bukanlah waktu yang singkat. Indonesia berencana untuk memiliki reaktor nuklir pada tahun 2025, harusnya dari tahun 2015 lalu Indonesia sudah harus memulai membangun reaktor nuklir. Oleh karena itu, urgensi pembangunan teknologi nuklir dan reaktor di Indonesia sangat diperlukan.

12

Nuklir untuk Indonesia di masa depan

(dwi rahayu)